46. terungkap

4.8K 645 291
                                    

Ten terbangun, orang yang pertama dia lihat adalah Johnny yang sedang tertidur sembari memegang erat tangan Ten.

Ten menoleh kesana kemari, ah ternyata dirinya masih berada di rumah sakit.

Ngomong-ngomong soal rumah sakit, Ten jadi mengingat apa yang dikatakan Johnny kemarin. Iya, soal anaknya yang tak bisa di selamatkan.

Ten menoleh kearah perutnya yang sudah tidak besar lagi, dirinya merasa menjadi ibu yang buruk, tak bisa menjaga janin yang hidup di dalam perutnya.

"eung..apa aku ibu yang buruk?" gumam Ten.

Ten menjadi merasa bersalah karena sudah membuat sang anak meninggal, dan juga merasa bersalah karena telah mengecewakan Johnny.

Dengan perlahan Ten melepaskan tangannya  dari genggaman Johnny, dirinya turun dari kasur dan berjalan perlahan ke arah jendela.

Dirinya melihat ke luar jendela, menoleh kebawah melihat betapa tingginya Ten sekarang.

Tangan Ten bergerak membuka jendela tersebut, dirinya menaikan satu kakinya menuju pijakan jendela, dirinya berusaha naik ke jendela tersebut.

Tak lupa Ten juga melepaskan infusannya ia lepas dari tangannya agar mudah untuk menaiki jendela tersebut.

Ten sudah berdiri di jendela, matanya menoleh kebawah.

Saat dirinya ingin menjatuhkan diri, tiba-tiba ada seseorang yang menarik baju belakangnya, membuatnya terjatuh ke belakang.

Ten terkejut, pandangannya tertuju kepada Johnny yang menangkapnya, mereka berdua sekarang saling bertatapan satu sama lain.



"tadi kamu ngapain?" tanya Johnny.

Sekarang Ten sedang duduk di bangsalnya sementara Johnny berdiri di depan sang istri sembari mengintrogasinya.

Ten tak menjawab pertanyaan dari Johnny, dirinya terus menunduk sembari memainkan jarinya.

"Ten jawab" sahut Johnny.

Ten menggelengkan kepalanya.

"kenapa kamu naik jendela seperti tadi? Mau bunuh diri? Apa kamu ga inget sama anak-anak di rumah yang sampe sekarang nungguin kamu sembuh?" tanya Johnny.

"aku kan sudah membunuh bayi di kandunganku, aku kan sudah mengecewakanmu" jawab Ten sembari menangis.

Johnny menghela nafas, dirinya bergerak memeluk Ten erat. "sudahku bilang jangan di pikirkan terus, biarkan dia tenang disana" ucapanya.

Ten memeluk Johnny erat, menangis sejadi-jadinya di pelukan sang suami.

"sudah jangan menangis lagi, kamu ibu yang kuat" ucap Johnny sembari mengecup kening Ten.

🌻

"ojuun"

"hum"

Hendery mendekatkan wajahnya ke wajah Xiaojun yang masih terlelap, "ojun tik" panggilnya.

'ojun cantik'

"deli cik ojun tuk" ucap Xiaojun dengan mata yang masih tertutup.

'dery berisik ojun ngantuk'

Kreeek...

"hey jangan pacaran terus kalian"

Hendery menoleh, dirinya langsung merubah posisinya menjadi duduk di kasur.

"om" panggil Hendery.

"Xiaojun masih tidur?" tanya Yuta sembari ikut duduk di kasur.

Hendery mengangguk.

Johnten Daily✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang