"oke anak-anak, karena hari ini hari ibu jadi pak guru mau kalian buat surat cinta buat ibunya, buat sekereatif mungkin, mengerti?" ucap Jungwoo dengan suara gemasnya.
"MENGERTI"
Semua anak mulai bekerja membuat surat masing-masing, kelas tampak hening dan hanya sesekali terdengar suara.
"eung, lah gi" ucap Haechan yang sepertinya typo, dirinya menoleh kesana kemari dan tak menemukan penghapus.
'eung, salah lagi'
"njun da pus nda ?" tanya Haechan.
'njun ada penghapus ga ?'
Renjun menggeleng, Haechan menghela nafas dan akhirnya memutuskan untuk meminjamnya kepada seseorang yang duduk dibelakang.
Sebenarnya, Renjun mempunyai penghapus, hanya saja dirinya tak mau meminjamkannya kepada siapapun. Apa lagi sama Haechan, pasti penghapus moominnya akan rusak dalam sekejap.
"eh, tik, kiw" panggil Haechan menoleh kearah belakang sembari memberikan wink kepada anak perempuan dibelakangnya.
'eh, cantik, kiw'
Anak itu menoleh kearah Haechan, "ma tu intel, tem" sahut Winter sembari menoleh jutek kearah Haechan.
'nama aku winter, item'
"yya yya, intel tik, chan jem pus dong" ucap Haechan.
'yya yya , winter cantik, echan pinjem penghapus dong'
"ntal lik kin gi ya" ucap Winter sembari memberikan penghapus itu kepada Haechan.
'ntar balikin lagi ya'
Haechan mengangguk, matanya tiba-tiba tertuju pada surat buatan Winter yang terdapat gambar dua wanita disana, hanya saja 1 wanita itu lebih kecil. "tu wa we capa ?" tanyanya.
'itu dua cewe siapa ?'
"ni mama intel, ni intel" jawab Winter menjelaskannya kepada Haechan.
'ini mama winter, ini winter'
"to mama na but na njang ?" tanya Haechan.
'kok mamanya rambutnya panjang ?'
"yya lah ! tan mama intel we !" sahut Winter.
'yya lah ! kan mama winter cewe !'
Haechan mengangguk anggukan kepalanya, lalu kembali menghadap depan. "chan ga au bal ya intel ah" ucapnya yang langsung mengambil pensil.
'echan juga mau gambar kaya winter ah'
Sementara Hendery, dirinya tampak menatap Xiaojun sedari tadi. Entah apa yang dia pikirkan.
Xiaojun menoleh kearah Hendery, "deli nda kin lat nta ?" tanyanya.
'dery ga bikin surat cinta ?'
"dah li di caina" sahut Hendery sembari tersenyum.
'dah dari tadi selesainya'
"na onjun au iat" ucap Xiaojun yang penasaran dengan surat buatan Hendery.
Hendery memberikan kertas karton yang bahkan dilipatnya saja tidak rapih.
Xiaojun mengerutkan keningnya, "to..."
KRIIING..KRIIINGGG...
"oke anak-anak, bereskan alat tulis kalian, lalu keluar kelas dengan tertib, ingat, suratnya jangan lupa diberikan kepada ibu kalian ya" ucap Jungwoo sembari tersenyum.