Haechan membuka matanya, orang yang pertama kali ia lihat adalah Mark yang sedang tertidur di kursi sembari menggenggam tangannya.
"heung, kakak" panggilnya.
Mark terbangun dari tidurnya, dirinya terkejut melihat Haechan yang sudah bangun, "pudu? astaga akhirnya kamu sadar" ucapnya sembari tersenyum.
Haechan menoleh ke sekeliling kamar inapnya, "yang lain mana?" tanyanya.
"temen-temen kamu udah pada pulang, kalau orangtua kamu tadi izin pulang sebentar ambil baju kamu" jelas Mark.
Haechan mengangguk pelan, "heung dedenya mana?" tanyanya.
"masih di-"
tok tok tok
"iya?"
kreeek..
"permisi, saya ingin mengantarkan bayi saudara Haechan" ucap seorang suster sembari mendorong box bayi yang berisikan bayi lucu di dalamnya.
"selamat ya, bayinya laki-laki, dia sangat tampan" lanjutnya sembari menggendong bayi tersebut dan memberikannya kepada Haechan.
"lucu, haloo" ucap Haechan tersenyum senang melihat putra kecilnya yang sedang tertidur.
"terimakasih banyak ya suster" ucap Mark.
"sama-sama, kalau begitu saya permisi" ucap suster itu sembari pergi meninggalkan kamar inap Haechan.
"dedenya ganteng kaya kakak" ucap Haechan sembari tersenyum kearah Mark.
Mark tersenyum, tangannya bergerak mengusap kepala sang putra, "halo sayang, ini papa" ucapnya.
"kita kasih nama Chenle yaa kaak? biar mirip kartun lumba-lumba yang ada di tv" ucap Haechan.
Mark mengangguk pelan, "iya boleh" ucapnya.
"yeey, haloo Chenlee, ini mamaa" ucap Haechan girang sembari terus mengecupi kening Chenle.
kreek..
"loh bayinya sudah datang?" tanya Ten.
"kan aku bilang apa Ten, kita tidak perlu protes ke susternya tadi" ucap Johnny.
Ten tak memperdulikan Johnny, dirinya berjalan menghampiri putranya, "lucu sekalii, mama boleh gendong?" tanyanya.
Haechan mengangguk, "namanya Chenle maa" ucapnya.
Ten menggendong Chenle sembari tersenyum, "halo Chenle, astaga menggemaskan sekali, Jo lihat dia lucu" ucapnya.
Johnny tersenyum, "iya, dia tampak menggemaskan" ucapnya.
"mama sama papa udah jadi kakek nenek dong" ucap Haechan.
"hey mama ini masih muda, cuma kamu aja yang terlalu cepat punya anak" sahut Ten.
"ya ya terserah mama, kak dery sama kak harvey mana?" tanya Haechan.
"cie nyariin, kangen ya?" tanya Hendery yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar inap Haechan.
"engga banget ngangenin kak dery" sahut Haechan.
"wah dia tampak lucu" ucap Harvey sembari tersenyum melihat Chenle yang ada di gendongan Ten.
"echan udah jadi ibu-ibu, nanti tambah galak deh kaya mama" ucap Hendery.
"hus sejak kapan mama galak?" tanya Ten tak terima.
"sejak dery masih jadi sperma" jawab Hendery.
"ma kak dery usir aja" sahut Haechan.
"tau nih, bikin rusuh aja" ucap Ten.