drrt..drrt...drrt..
"halo? kenapa Yut?"
Johnny mendengar Yuta di telfon sembari mengerutkan keningnya, "apa? benarkah?" tanyanya.
"iya iya nanti aku kesana"
"ya sabar dulu astaga, aku tau kau pasti marah besar, tapi tahan emosimu bisa?"
"iya ini aku kesana"
Pip.
Johnny pun berjalan menaiki tangga dan membuka pintu kamar anak pertamanya.
"ayo ikut papa" ucapnya.
"kemana?" tanya Hendery.
"ikut aja" jawab Johnny dengan nada dinginnya, dirinya langsung pergi menutup pintu.
Hendery mengerutkan keningnya, lalu langkahnya berjalan menghampiri sang ayah.
"kita mau kemana sih pa?" tanya Hendery sembari memasang sabuk pengamannya.
Tak ada jawaban dari sang ayah, Hendery bingung sekaligus ketakutan karena wajah sang ayah yang tampak ingin marah besar.
Apa yang terjadi?
Selang beberapa menit, mereka berdua sampai di kediaman keluarga Nakamoto, Hendery bingung sekaligus senang karena sang ayah mengantarkannya ke rumah Xiaojun.
Tok..tok..tok..
Kreeek...
"oh jadi kamu ya yang berani hamilin anak saya?" tanya Yuta sembari menarik kerah baju Hendery.
Hendery tentu saja terkejut, tunggu apa? Hamil?
Mata Hendery tertuju kepada Xiaojun yang duduk disofa sembari terus menunduk, sepertinya habis terjadi perang disini.
"JAWAB HENDERY" teriak Yuta.
Hendery menelan ludahnya, astaga wajah Yuta sekarang tampak menyeramkan, mana sang ayah tak membela anaknya sama sekali malahan Johnny asik duduk disofa menatap putranya yang di marahi.
"ga berani jujur ya? Oke" ucap Yuta sembari mendorong Hendery dan mengarahkan samurainya ke leher Hendery.
"AYAH JANGAN AYAH" teriak Xiaojun sembari menarik tangan sang ayah agar menjauhkan samurainya dari leher Hendery.
"berani melawan ayah?!" tanya Yuta.
"ayah juga kenapa kejam kepada Hendery?" tanya Xiaojun balik.
"BELA SAJA TERUS SAUDARAMU ITU" teriak Yuta sembari hampir ingin melayangkan tamparan kepada Xiaojun.
Namun tiba-tiba, Hendery bersujud di bawah kaki Yuta, "tolong om jangan tampar Xiaojun, tampar aku aja, iya aku salah dan aku siap bertanggung jawab atas bayi dan Xiaojun" ucapnya.
"hey sudah-sudah, astaga, Yuta ikut aku" ucap Johnny yang akhirnya buka suara.
Yuta menoleh, dirinya pun pergi mengikuti Johnny, sepertinya mereka akan berbicara serius.
Sementara itu, Hendery bangun dan menatap ke arah Xiaojun, "bukankah kemarin kamu bilang hanya garis satu?" tanyanya.
Xiaojun menunduk, "sebenarnya testpacknya belum bereaksi, aku juga tadinya tidak tau kalau testpack itu belum bereaksi, sampai dimana.."
Flashback ON
Yuta bersiap untuk mandi karena setelah ini dirinya ingin mengantar Winwin membeli beberapa bahan pokok yang sudah habis.
Dirinya mengerutkan kening melihat ada sebuah testpack tergeletak di lantai kamar mandi, saat dia lihat terdapat 2 garis merah disana.
Yuta tersenyum, pasti ini testpack milik Winwin, dengan cepat dirinya berlari menghampiri Winwin.