BAB 57

436 27 5
                                    

“Gue gak tau alasan lo pacaran sama Bintang apa. Tapi yang jelas, gue yakin lo ada maksud lain kan? Lo sebenarnya gak cinta sama Bintang! Iyakan?!” Sebuah pukulan mendarat di pelipis Reval.

Ia hanya diam, tak mau meladeni cowok yang sedang kesetanan di depannya.

“Jawab bangsat!” Rega menarik kerah baju Reval. “Lo kalo gak cinta sama Bintang, mending putusin!”

Reval tersenyum miring. Ia menepis tangan Rega yang masih menarik kerah bajunya.

“Lo gak ada hak buat nyuruh gue mutusin Bintang.”

“SIALAN!” Lagi-lagi Rega mendaratkan pukulannya pada Reval hingga tubuhnya terjatuh. Hampir saja Reval dibuat babak belur, namun beruntung, tiga cowok datang menarik Rega dan membawanya pergi.

“Reval?” Suara itu berhasil membuyarkan lamunannya.

Reval menoleh ke belakang tepat dimana Bintang berdiri yang dibantu oleh Jessica. Tersenyum, Reval berdiri dan menghampiri Bintang.

“Kenapa kesini?”

“Gue udah boleh pulang. Cuma di suruh istirahat aja sama Dokter.”

“Ehm, kayaknya kalian perlu waktu berdua deh. Kalo gitu gue tunggu di parkiran ya,” pamit Jessica pergi meninggalkan Reval dan Bintang di koridor rumah sakit.

Bintang mengangguk. Reval kemudian membantunya untuk duduk di kursi panjang. Reval tak mengatakan apa-apa selain diam dan memandang lurus ke depan.

“Val,” panggil Bintang.

“Kenapa?”

Bintang menatap Reval khawatir. “Dino cerita sama gue, tadi lo abis berantem sama Rega. Makanya wajah lo babak belur kayak gini. Kenapa lo gak mau cerita sama gue?”

“Hm.” Reval kembali membuang muka.

“Lo kenapa bisa sampai berantem sama Rega?”

Merasa tidak mendapat jawaban, Bintang membuang nafas kasar. Ia sedikit menjauh dari Reval.

“Gue enggak maksa kok Val buat lo cerita ke gue. Gue—“

“Gue gak suka milik gue diganggu,” jawab Reval datar apa adanya.

“Ma-maksud lo apa?”

“Gue gak suka Rega ganggu lo. Karena lo milik gue.” Reval memandang lekat manik coklat Bintang. “Cause you are mine,” perjelasnya lagi.

(****)

Reval tengah bersantai di kamarnya, ditemani oleh dua temannya yang tak lain Vano dan Dino. Kedua cowok itu masih mengenakan seragam sekolah lengkap dengan baju yang sedikit kusut.

Mereka tampak sibuk memainkan game yang biasa mereka mainkan jika berkunjung ke rumah Reval. Ya, apalagi jika bukan Playstation.

Di atas sofa, Reval sendiri sedari tadi sibuk membaca buku. Namun beberapa menit setelahnya, ponselnya berunyi dan menampilkan nama Zahra di layar.

Reval memutar bola mata malas dan menekan tombol merah. Namun lagi-lagi Zahra menghubunginya dan Reval melakukan hal yang sama.

Zahra: Reval kenapa di reject sih?

Reval hanya membaca pesan tersebut tanpa berniat membalasnya.

Dino menoleh ke arah temannya yang tengah memasang wajah kesal.

“Kenapa lo?”

Menggeleng, Reval memutuskan untuk keluar membawa ponselnya, dan meninggalkan pertanyaan pada Dino.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang