Perbedaan bukanlah alasan untuk tidak berteman, kan?
~The Viber~Bel sekolah sudah berbunyi tepat pada pukul tigas lewat lima belas menit. Tanpa terkecuali semua siswa berbondong-bondong keluar dari kelas untuk pulang.
Tak terkecuali Bintang dan Jessica. Keduanya terlihat tengah mengemasi buku serta alat tulis yang berserakan di atas meja belajar, bersiap untuk pulang.
Namun baru saja menginjakkan kaki keluar kelas, seorang cewek berpenampilan acak-acakan, yang tak jauh beda dengan Bintang datang menghampiri mereka.
"Kak Bintang, langsung berangkat sekarang?"
Bintang menaikkan alisnya sebagai jawaban. "Oke, Lo tunggu di parkiran aja."
"Oke Kak," jawab cewek itu sambil menaikkan 3 jarinya.
"Yaudah duluan, ya, Kak Bintang, Kak Jessica," tambahnya lalu pergi menuju parkiran, seperti yang diperintahkan oleh Bintang.
Jessica menatap Bintang kesal. Ia sudah tahu Bintang pasti akan merencanakan sesuatu dengan cewek tadi. Apapun itu, Jessica yakin kalau yang akan di rencanakan oleh Bintang, adalah hal yang buruk.
"Bintang, lo mau ngerencanain apa lagi, sih? Pake ajak si Caca segala. Dia masih kelas sepuluh anjir, lo malah ajak yang enggak-enggak."
Bintang menyelipkan rambutnya di belakang daun telinga. Ia membuang napas kasar.
"Maksud lo yang enggak-enggak gimana sih? Emang gue ngajak dia main ke kelab? Diskotik? Lokalisasi? Enggaklah," tepis Bintang.
"Jess, gue kasih tau ni ya. Gue nakal-nakal gini gue masih punya batasan kali," sambungnya sambil merapihkan rambutnya panjangnya.
"Tapi kan ..."
"Udah, lo enggak usah cemburu sama Caca."
"Cuih, najis kali gue cemburu. Gue masih suka cowok, ya!" ketus Jessica kesal, lalu di balas tawa oleh Bintang.
Keduanya lalu berjalan menuju parkiran. Disana Bintang melihat Caca yang sedang menunggu dirinya.
Jessica menarik tangan Bintang ketika cewek itu hendak menghampiri Caca.
"Bintang, kok gue enggak tega ya, lo ngajak si Caca. Lo liat noh muka imut, polos gitu lo ajak jadi anggota geng lo."
"Udah, santai aja."
(****)
Di rumah Bintang sudah hadir lima orang yang berasal dari sekolah yang berbeda. Mereka duduk di halaman belakang rumah Bintang, menunggu kedatangan tuan rumah dan ketua geng.
Tak lama kemudian, Bintang datang bersama dengan Caca. Pandangan mata dari teman-teman Bintang, membuat Caca bergidik ngeri. Ia menelan ludahnya susah payah.
Bintang kemudian mengajak Caca untuk duduk bergabung dengan kelima cewek berwajah sangar itu.
"Udah lama?" tanya Bintang sambil meneguk segelas jus jeruk yang sudah tersaji di atas meja.
"Enggak juga, baru lima menit," jawab salah satu cewek yang duduk.
"Jadi ini, yang lo ceritain? Cewek yang mau gabung?"
Bintang menaikkan sebelah alisnya, dan langsung dibalas tatapan sinis dari kelima cewek berwajah sangar itu.
"Serius, Ntang?"
"Iya. Kalian ngobrol aja, gue masuk dulu, ganti baju. Entar nyokap gue marah," ujar Bintang lalu meninggalkan Caca duduk bersama para The Viber.
Setelah beberapa menit, Bintang kembali dengan mengenakan kaos polos dan celana seperempat.
"Ini Caca, dia masih kelas sepuluh," tutur Bintang yang membuat semua temannya tercengang.
"Apa?" jawab kelima cewek itu kompak.
Caca terkejut mendengar suara-suara kelima teman Bintang, yang sebentar lagi menjadi temannya juga.
"Gila, dia masih kelas sepuluh? Lo yakin?"
Bintang berdeham. "Yaudah, kenalan aja," tambah Bintang lagi.
"Gue Mira, dari SMA Satya. Salam kenal, ya Ca," ucap Mira sedikit lembut. Ia memang satu-satunya dari The Viber yang memiliki sifat sedikit lembut, murah senyum dan tidak galak, kecuali dalam hal tertentu.
"Gue Niva, dari SMA Gemilang."
"Gue Risa, dari SMA Citra Bangsa."
"Kalo gue, Ninda. Dari SMA Bakti."
"Gue Vira. Gue satu sekolah sama Mira."
Caca tersenyum ramah. "Salam kenal, ya semua."
Mereka lalu mengobrol ringan tentang pengalaman, bahkan kejadian-kejadian lucu sebelum mereka saling mengenal.
Caca begitu asyik mendengar cerita dari teman barunya itu. Ia begitu senang bisa ada diantara The Viber, karena ia bisa merasa dihargai dan tentunya ia merasa berarti, tidak seperti di lingkungan sekolahnya.
"Ngomong-ngomong Kak Bintang kenal mereka dimana?"
Bintang diam sejenak, berusaha mengingat awal pertemuannya dengan kelima cewek itu, hingga akhirnya membentuk sebuah geng yang terkenal hingga berbagai sekolah.
"Dulu gue pernah gabung di group chat Line namanya Love your self. Gue gabung gara-gara gue kira itu buat pencinta lagu Justin Bieber, yang love your self. Tapi ternyata itu komunitas rehab buat korban Bully."
"Nah, trus pernah diadain pertemuan, ya gue ikut aja, sekalian nyari temen. Eh beneran ketemu sama mereka berlima. Gue ajak ngobrol, sampai akhirnya kita bikin geng, kayak sekarang," jelas Bintang panjang lebar.
Setelah mengobrol dan bertukar cerita selama beberapa jam, akhirnya Mira, Niva, Vira, Risa dan Ninda memutuskan untuk pulang. Sedangkan Caca, ia masih diam termenung.
Jangan lupa vote dan comment^^
Nemu typo langsung komen ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (COMPLETED)
Teen FictionBEBAS MEMBACA. Cerita ini mengisahkan tentang cewek bernama Bintang, yang menjadi bintang di sekolahnya, karena kepintarannya dan keahliannya dalam hal akademik. Namun sayangnya, ia selalu menjadi buronan BP, dan mendapat julukan sebagai Bad Girl...