Bintang yang mengamati Caca sedari tadi, menjadi bingung. Ia lalu memutuskan untuk mendekati Caca yang duduk dengan tatapan kosong.
"Kenapa lo enggak pulang?"
Caca menatap ke arah Bintang sekejap, lalu kembali menghadap kebawah.
"Caca cuma seneng aja, Kak. Akhirnya ada juga yang mau dengerin cerita Caca. Sekarang Caca enggak ngerasa sendiri lagi," tutur Caca.
Bintang menarik bibirnya, memasang senyuman manis.
"Sekarang, lo udah jadi bagian dari kita. Lo liat kan tadi, mereka welcome? Oh ya, lo juga harus rajin belajar biarpun nakal, tapi mereka semua bintang kelas, di sekolah mereka masing-masing," beber Bintang untuk memotivasi Caca.
Caca mengangguk sambil tersenyum. Sungguh, ia begitu senang mendengar motivasi yang di berikan Kakak kelasnya itu.
"Kayak Kak Bintang, kan? Bintang Sekolah."
(****)
"Bintang!" teriak Bu Vina, ketika melihat Bintang berhasil masuk kedalam sekolah lewat tembok di dekat kantin.
Bintang menatap Bu Vina biasa saja, padahal menurut siswa yang lain, Bu Vina adalah guru terseram se antero sekolah. Mata Bu Vina terlihat menyala di balik kaca mata kotak yang lebar itu.
Ia menutup kedua telinganya dengan tangan, pasalnya ia tak mau merusak gendang telinganya oleh suara Bu Vina yang begitu melengking.
"Bintang! Kenapa kamu telat lagi? Pake locat tembok segala. Kamu ini perempuan!"
Bintang menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.
"Gak ada yang bilang saya laki-laki."
"Melawan kamu ya!"
"Udah Bu, to the point aja, lah," ucap Bintang kepada Bu Vina, agar ia bisa cepat pergi dari hadapan Bu Vina, yang membuat kepalanya pusing dengan suara khasnya.
Bu Vina melototkan matanya. "Oh sekarang kamu berani merintah Ibu, iya?!"
"Yaelah, Bu. Saya siswa, bukan pemerintah," jawab Bintang asal.
"Bintang!"
Bintang berdecak kesal. Ni Ibu-ibu kok baperan banget, sih. Hadehh untung guru gue, gumam Bintang kesal.
"Maaf Bu, bukan begitu. Yaudahlah Bu, saya minta maaf. Besok saya janji enggak bakal telat dan loncat tembok lagi."
Bu Vina tersenyum masam. "Hello, Bintang. Itu janji yang keberapa? Sudah bosen Ibu dengernya!" sahut Bu Vina kesal.
Untuk kesekian kalinya, siswanya itu berjanji tidak akan telat, tidak akan loncat tembok dan sebagainya. Namun tidak pernah sekalipun ia melakukannya. Bintang tak pernah absen untuk telat kesekolah, ia hanya datang tepat waktu ketika mengikuti ulangan semester dan ada hal yang menurutnya penting.
Namun walaupun begitu, hampir semua guru di SMA Pelita membanggakannya. Pasalnya, ia tak pernah sekalipun kalah dalam olimpiade sains, ketika membawa nama sekolah. Ia selalu mendapatkan juara dan pulang membawa piala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (COMPLETED)
Teen FictionBEBAS MEMBACA. Cerita ini mengisahkan tentang cewek bernama Bintang, yang menjadi bintang di sekolahnya, karena kepintarannya dan keahliannya dalam hal akademik. Namun sayangnya, ia selalu menjadi buronan BP, dan mendapat julukan sebagai Bad Girl...