"Reval, Reval." Zahra menghampiri Reval yang sedang memakai helmnya."Em, gue mau ngomong. Em jadi..."
"Cepetan," sahut Reval tak ingin berlama-lama di sini. Ia ingin segera pulang untuk menemui Bintang di rumah sakit.
Zahra mengangguk. "Besok lusa kita udah mulai ujian. Lo mau gabung kelompok belajar gue nggak?"
Kelompok belajar? Reval tidak tertarik sama sekali dengan hal itu. Ia lebih senang belajar sendiri. Kalaupun ia ingin belajar kelompok, masih ada Dino dan Vano yang bisa ia ajak. Jadi, untuk apa ia harus ikut kelompok belajarnya Zahra.
"Nggak, thanks."
Setelah mengatakan itu, Reval pergi mengendarai motornya meninggalkan area sekolah.
Vano, Dino dan Jessica datang, memberikan tatapan mengejek pada Zahra.
"Cih, ditolak lo?" tanya Jessica melipat kedua tangannya di depan dada.
Zahra terdiam menatap Jessica kesal. Jika saja cewek itu datang tanpa Vano dan Dino, sudah habis ia jambak.
"Nggak kok. Reval cuma--"
"Cuma apa?" potong Dino bersandar pada dashboard mobil di belakangnya.
"Cuma ditolak mentah-mentah?" Vano tertawa disusul Jessica dan Dino. Dasar ya, mereka sangat senang mengejek dan menertawakan Zahra.
Zahra yang niatnya ingin membela diri kini semakin malu. Ia diserang oleh ketiga teman Reval.
Ia menatap tajam Vano, Dino dan Jessica. "Beraninya main keroyokan lo semua!"
Jessica terkekeh. "Keroyokan? Emang kita ngapain lo cantik, huh?"
"Dih cantik lo bilang Jess? Amit-amit, cantikan juga Smely," sahut Dino yang semakin membuat Jessica dan Vano tertawa.
"Smely, monyet pliharaan tetangga lo?" Dino mengangguk. Zahra semakin kesal dan naik pitam.
Ia memutuskan untuk pergi, menghindari ejekan ketiga manusia itu. "Sialan!" umpatnya sambil terus jalan menjauh.
Setelah punggung Zahra menghilang, Dino mengajak kedua temannya untuk kembali menjenguk Bintang nanti sore.
"Sore nanti jengukin Bintang yuk," ajak Dino.
Jessica dan Vano mengangguk sebagai jawaban.
"Oke, ketemu di sana aja ya nanti. Gue sekalian mau jemput Niva."
"Ciee Dino yang sekarang jadi bucin," ejek Jessica menyenggol lengan Dino.
Dino cengengesan dan menggaruk tengkuknya. "Apaan sih lo. Biasa ajalah."
"Cie Dino." Vano ikut-ikutan.
Merasa terus-menerus di ejek, Dino akhirnya memutuskan untuk pergi duluan.
"Lo berdua apaansih. Gue duluan ah!"
(***)
Di tengah perjalanan menuju rumah sakit, Reval berhenti di tepi jalan saat sesuatu menarik perhatiannya. Ia melihat di sebrang jalan ada toko bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (COMPLETED)
Teen FictionBEBAS MEMBACA. Cerita ini mengisahkan tentang cewek bernama Bintang, yang menjadi bintang di sekolahnya, karena kepintarannya dan keahliannya dalam hal akademik. Namun sayangnya, ia selalu menjadi buronan BP, dan mendapat julukan sebagai Bad Girl...