BAB 28

538 39 2
                                    

Setelah kepergian tiga cowok yang meminta nomer ponselnya itu, Reval pikir ia akan tenang tidak akan ada yang mengganggunya lagi.

Namun pikiran itu harus ia buang, karena tak sengaja matanya menangkap sosok Bintang—si pembuat onar itu berjalan memasuki area kantin.

“Sial,” desah Reval kesal. Kenapa hidupnya selalu ada yang menganggu.

“Kenapa, Val?” tanya Dino yang masih asik menghabiskan bakso yang sudah habis 2 mangkuk itu.

Reval menggeleng. Ia kembali fokus pada makanannya. Mencoba mengabaikan cewek itu.

(****)

“Itu tiga cowok cosplay mana sih?” tanya Bintang pada dirinya sendiri.

Netranya ia edarkan keseluruh penjuru kantin yang luas.

Senyuman tercetak di bibirnya, kala ia melihat sosok cowok yang tengah serius makan di kantin paling ujung. Bukan ketiga cowok yang tengah ia cari, melainkan cowok es— Reval.

“Hai Reval,” sapa Bintang terkesan ramah. Tidak seperti biasanya.

Reval menoleh sekejap lalu kembali fokus pada makanannya.

“Eh calon makmumku. Assalamualaikum,” ucap Dino membuat Bintang muak. Ia menghentikan kegiatan makan baksonya.

“Waalaikumsalam,” jawab Bintang.
Bintang mangut-mangut sendiri. Ia ingin mendengar suara Reval, bukan Dino si cowok nolep.

“Ayo duduk, inges,” kata Dino mempersilahkan Bintang untuk duduk.

Tanpa perlu berpikir lama, Bintang duduk di depan kedua cowok itu.

Reval sesekali memandang cewek di depannya itu heran. Tidak biasanya cewek itu tak banyak bicara. Padahal tadi Reval berpikir Bintang akan meminta untuk menghapus videonya lagi.

“Ngapain di sini?” tanya Reval sinis dengan sorot mata yang tajam.

Bintang tersenyum. Baru saja ia ingin berbicara, tapi cowok di depannya itu lebih dulu bersuara.

“Yaelah, ngapain pake ditanya segala, sih, Val? Ya jelas lah Bintang mau nyamperin gue,” ujar Dino dengan tingkat kepedean di atas rata-rata. “Ya, enggak, Ntang?”

Bintang hanya tersenyum menampilkan senyum manisnya. Semanis-manisnya.

“Kalo lo kesini cuma buat minta itu lagi, mending lo pergi,” kata Reval melipat kedua tangan di depan dada sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

“Ih kok bisa si Bintang makan bareng Reval?”

“Eh ini maksudnya apaan?”

“Reval sama Bintang ada hubungan apa?”

“Jangan sampai mereka ada hubungan.”

Seperti itulah pertanyaan yang dilontarkan oleh cewek-cewek yang melihat kejadian langka tersebut. Seorang Reval yang terkena dingin makan bersama dengan Bintang cewek berandalan dan biang onar di sekolah.

“Minta itu?” tanya Dino tak mengerti.

“Minta apaan, sih?” tambah Dino. Ia mengacak rambutnya frustasi, memasang wajah sangat kebingungan.

“Lo enggak perlu tahu, No,” jawab Reval.

Dino menatap Bintang lalu menatap Reval. Ia kembali menatap Bintang dan kembali lagi menatap Reval. Itu ia lakukan sampai beberapa saat.
Tiba-tiba....

BRAKK

Suara yang mengagetkan hampir seisi kantin. Itu Dino. Cowok itu memukul meja dengan sangat keras.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang