Bintang merogoh saku seragam dan mengeluarkan ponselnya.
____________________________________
Bintang : Temui gue di tangga rooftop sekolah!Chacaa : Oke Kak.
Bintang : Cepet, kalo lo lama lo tau balasannya!
Chacaa : Santai Kak, gue lagi jalan.
____________________________________¤¤¤¤
Reval berjalan dari satu rak ke rak yang lain untuk mencari buku yang ia butuhkan. Begitu juga dengan Vano, ia ikut berjalan di belakang Reval.
"Val, lo tadi sadar gak sih ngatain Bintang murahan?" Vano meletakkan tangan kirinya pada rak buku samping kepala Reval.
Reval terdiam, mengubah posisnya. Ia menyandarkan punggungnya pada rak buku dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celana abu-abunya.
"Jessica bilang lo orang pertama yang pernah ngatain itu ke Bintang," tutur Vano yang membuat cowok itu melihat ke arahnya.
"Kenapa?" Reval balik bertanya.
"Yaelah, kebiasaan. Ditanya balik nanya."
Reval memang tidak menyukai cewek yang mempunyai sifat kasar sok berkuasa seperti Bintang.
Vano menepuk pundak Reval. "Gue yakin besok lo kesemsem."
Reval terdiam. Ia kembali fokus mencari buku yang ia butuhkan.
Setelah menemukan buku yang di inginkan, Reval keluar, kemudian duduk santai di kursi depan perpus yang menghadap langsung dengan lapangan Volly dan jalan menuju tangga rooftop sekolah.
Matanya tak sengaja menangkap cewek berpakaian seperti tukang palak di pasar, berjalan dengan cepat menuju rooftop.
Vano mengikuti arah mata Reval yang tertuju pada seorang cewek yang berjalan sambil memainkan ponselnya.
"Noh kan, lo mulai suka sekarang sama si Bintang," goda Vano sambil menaikkan sebelah alisnya secara bergantian.
Reval tersenyum hambar sambil menggeleng. Ia menutup buku yang ia baca sebelum cewek itu mengalihkan fokusnya.
"Yaudahlah ke kelas aja," elak Reval berjalan mendahului Vano yang masih berusaha menggodanya.
(****)
"Lo jangan kayak bekicot, Ca!" ketus Bintang memarahi Caca yang masih menunduk karena takut.
Ketua geng The Viber itu memang tidak suka dengan anggotanya yang lambat.
Bintang berkacak pinggang sambil menyandar di tembok tangga menuju rooftop sekolah.
"Besok-besok jangan kayak gitu lagi!" tegas Bintang yang langsung dibalas anggukan oleh cewek yang mempunyai rambut sebahu itu.
"Yaudah, gue ada tugas buat lo!"
Caca medengat. "Apa Kak?"
Bintang menegok kanan-kiri untuk melihat situasi agar tak ada yang tahu tentang hal ini.
Ia lalu mendekati Caca untuk memberitahukan seauatu, namun sial Bu Vina lebih dulu datang dengan suara cemprengnya.
"Bintang! Kamu ngapain di sini? Kamu enggak dengar Bel, hah?!" omel Bu Vina yang sudah menjadi santapan setiap hari Bintang.
"Ini lagi!" Bu Vina menunjuk Caca yang masih diam ketakutan. Karena ini adalah kali pertama Caca diomeli oleh Bu Vina selama ia berada di sekolah ini.
"Kamu ngapain ikut-ikutan Kakak kelas kamu ini. Mau jadi apa kamu?!"
Bintang mendengus kesal. "Udah ngomelnya Bu?" tanya Bintang yang mebuat Bu Vina membulatkan mata di balik kacamata besarnya.
"Bintang!"
"Nih Buk. Semuanya udah lengkap. Berarti mulai besok kalo Bintang telat, Ibu enggak usah pake hukum Bintang lagi," ucap Bintang sambil menyerahkan beberpa kertas seperti yang pernah Bu Vina perintahkan.
Bu Vina bergumam. Ia memasang wajah heran sekaligus tidak percaya kalau Bintang benar-benar melakukannya.
"Yasudah, Ibu periksa dulu. Nanti kalau ini semua sudah selesai Ibu periksa, pulang sekolah Ibu tunggu kamu di ruang BK," ujar Bu Vina lalu pergi meninggalkan Bintang.
Bintang menampakkan senyum kecut setelah Bu Vina pergi. Ia lalu melihat ke arah Caca yang masih diam membisu. Bintang menyenggol pundak Caca, lalu menatapnya.
"Kenapa lo?"
"Enggak papa Kak." Caca menggeleng, menyembunyikan perasaan takutnya, di depan ketua gengnya itu.
Bintang menatap dalam-dalam mata Caca, tanpa perlu di beritahu, Bintang sudah paham apa yang tengah di pikirkan Caca.
Bintang berdecih, lalu membalikan tubuh membelakangi cewek yang terdiam itu.
"Lo kalo belum siap mental gabung jadi The Viber, mending lo langsung keluar aja, sebelum lo lebih jauh!" tegas Bintang dengan suara yang menggelegar menembus kesunyian.
"The Viber gak butuh pengecut!"
Caca tertegun mendengar ucapan Bintang. Entah ingin keluar atau tetap bertahan ia tidak tahu. Intinya sekarang ia merasa takut, itu saja!
Bintang kembali membalik tubuhnya mengahdap Caca sambil melipat kedua tangan di depan dada.
"Gimana? Mau keluar?"
Bintang tak mau ambil pusing dengan masalah ini. Kalau Caca ingin keluar, Bintang mempersilakan dan kalaupun Caca ingin bertahan ia juga mempersilakan. Tidak ada untung dan ruginya juga Caca bergabung di The Viber.
"Yaudah, gue ke kelas duluan. Lo pikirin dulu aja." Bintang berjalan pergi menuju kelasnya dan meninggalkan Caca yang masih dilema.
Jangan lupa Vote dan Comment

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (COMPLETED)
Fiksi RemajaBEBAS MEMBACA. Cerita ini mengisahkan tentang cewek bernama Bintang, yang menjadi bintang di sekolahnya, karena kepintarannya dan keahliannya dalam hal akademik. Namun sayangnya, ia selalu menjadi buronan BP, dan mendapat julukan sebagai Bad Girl...