BAB 35

495 31 3
                                    



Sudah tiga hari Bintang selalu mengantarkan minuman ke kelas 12 IPS 2. Namun berbeda dengan hari ini. Ia bernisiatif untuk memberikan minuman itu secara langsung pada Reval.

Hari ini kelas Reval ada jadwal olahraga, dan Bintang akan datang memberikan minuman itu.

Tepat seperti perkiraan Bintang, Reval tengah duduk bersama teman-teman cowoknya saat ini. Di sana mereka tampak tengah berbicara.

Bintang mengernyitkan dahi. Ia baru tahu Reval bisa berbaur dengan temannya yang lain. Setaunya cowok itu anti sosial, dan hanya memiliki dua teman yang super duper resek. Ya, siapa lagi kalau bukan Vano dan Dino. Dua manusia gesrek.

Tanpa perlu berlama-lama lagi, Bintang segera menghampiri Reval.

Ketika ia sudah berada di depan cowok itu, semua mata menuju ke arahnya. Teman sekelas Reval memandang Bintang takjub. Takjub akan paras cantik Bintang serta bodynya yang sangat sempurna.

Apalagi saat ini baju seragam Bintang sedikit ketat dan roknya yang di atas lutut sehingga mengeskpos lekuk tubuhnya.

“Hai sayangnya aku,” sapa seseorang yang siapalagi kalau bukan Dino.

Bintang tak memperdulikan Dino, ia fokus memandang ke arah Reval yang masih diam mematung dengan ekspresi andalannya.

“Ngapain?” tanya Reval membuka suara. Nada suaranya agak sedikit berbeda kali ini. Ada sedikit rasa kesal. Sepertinya Reval tak suka melihat Bintang disini.

Bintang yang menyadari akan hal itupun langsung mengatakan tujuannya. Ia menyodorkan sebotol air mineral yang ia beli di kantin tadi, kearah Reval.

“Minuman lo,” ucapnya.

Reval langsung mengambil air itu, dan pergi menjauh bersama kedua antek-anteknya.

Bintang tak menahan Reval, ia malah senang cowok itu menerima minuman tanpa banyak membantah.

Bintang semakin senang ketika menyadari bahwa Zahra melihat adegannya bersama Reval tadi. Pasti Zahra sedang terbakar api cemburu.

Bintang terkekeh, ia tersenyum dengan penuh kemenangan.

Sementara itu, Reval, Vano dan Dino duduk di bawah pohon yang ada di pinggir lapangan.

Reval meneguk minuman yang di berikan Bintang tadi. Ia memandang Bintang yang tengah digoda oleh teman-teman kelasnya yang lain. Entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal di hati Reval.

“Gila, cowok mana yang bisa nolak si Bintang. Cantik, pinter, manis, jago bela diri. Seksi lagi,” puji Dino jujur.

Kenyataannya memang seperti itu. cowok mana yang akan bisa menolak cewek seperti Bintang.

“Gue akuin dia emang cantik,” kata Vano ikut memuji.

Reval dan Dino sontak menoleh ke arah Vano. “Tapi Jessica jauh lebih cantik,” sambungnya lagi.

Dino menyor kepala temannya itu. “Yaelah Vano, Vano. Inget itu mantan bro,” kata Dino mengingatkan setatus Vano dengan Jessica.

“Tunggu aja, bentar lagi bakal jadi pacar.”

“Nihya gue kasih tau, balikan sama mantan itu ibaratnya lo nonton drama berulang-ulang dan endingnya udah lo tau. Ngerti gak lo?” kata Dino sok puitis.

“Gak, gue gak pernah nonton drama,” jawab Vano polos yang membuat Dino geram. Sedangkan Reval hanya diam menyimak.

Memang jika membahas tentang cinta, Dino lah pakarnya. Dia senior cinta.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang