BAB 29

538 34 2
                                    

Bel sekolah berbunyi. Bel yang di nanti-nantikan oleh semua siswa.
Semua siswa berhamburan keluar dari kelas mereka, untuk pulang ke rumah masing-masing.

Di parkiran sekolah yang luas, Reval beseta kedua temannya tengah duduk diatas motor mereka yang berdekatan.

"Tumben lo pakai motor scoopy. Biasanya pakai moge, lo," ucap Vano, memperhatikan motor scoopy bewarna biru muda tersebut.

"Lagi di rumah sakit," sahut Dino balik menatap motor yang tengah ini ia tunggangi.

Vano dan Reval terkejut. Pikiran mereka sudah kemana-mana. Reval, manusia dingin itu masih punya hati untuk perduli kepada orang yang terkena masalah. Apalagi ini menyangkut Dino-teman dekatnya.

"Siapa yang sakit?" tanya Reval.

"Dino, siapa yang sakit? Lo yang sabar, ya," kata Vano. Ia menepuk pelan pundak temannya itu, bermaksud menyemangati.

"Motor gue," jawab Dino yang membuat kedua temannya itu kesal.
Karena saking kesalnya, Vano menendang motor temannya itu.

"Sialan emang lo!" ketus Vano.
Dino hanya tertawa sambil mengendarai mobilnya meninggalkan sekolah.

Vano menggerang kesal. Sedangkan Reval hanya diam dengan ekspresi datarnya.

"Dino udah pulang. Lo enggak pulang, Val?" tanya Vano menoleh kearah Reval yang masih setia memandang lurus ke depan.

"Lo duluan aja," sahut Reval singkat.
Vano mengangguk. Ia lalu memakai helmnya.

"Gue duluan, Val," pamit Vano menjalankan motornya meninggalkan area sekolah.

Reval masih diam di posisinya. Ia mengedarkan pandangannya ke semua penjuru parkiran. Tampak sedang mencari seseorang.

Kedua mata Reval sedikit terbuka lebar ketika mendapati orang yang tengah ia cari sedari tadi, kini berjalan memasuki area parkiran. Ia kemudia menghampiri cewek itu yang tak lain adalah Bintang.

"Ikut gue," ucap Reval secara tiba-tiba yang membuat Bintang terkejut.

Bukan Bintang saja, begitupun Jessica. Ia memandang cowok itu heran. Bukan tanpa sebab. Reval yang tiba-tiba datang memaksa Bintang untuk ikut dengannya, serta tangan Reval menggengam erat tangan Bintang.

"Ih apaan, sih. Lepasin gue!" kata Bintang memberontak, berusaha melepaskan tangannya dari cowok itu.

"Ikut." Reval menarik tangan Bintang dengan paksa, sehingga cewek itu mau tidak mau harus mengikutinya.

"Jess!" pekik Bintang meminta tolong kepada Jessica. Namun usahanya sia-sia. Jessica seperti orang yang tengah kehilangan kesadaraan saat ini.

"Ya ampun. Ini mimpi atau gimana?" tanya Jessica pada dirinya sendiri. "Reval sama Bintang deket banget. Seneng gue," tambahnya lagi meremas rambutnya sambil cengengesan memandang kosong ke depan.

Sementara itu, Bintang terus memberontak. Melepaskan tangannya dari cegkraman Reval. "Ih lepasin, gak!" ketus Bintang.

Namun Reval tak memperdulikannya. Ia malah membawa Bintang ke ujung parkiran. Sebab di sana keadaan sudah lumayan lenggang. Ia lalu melepaskan tangan cewek itu.

"Lo apa-apaan, sih?" tanya Bintang tak terima.

"Maksud lo apa?" tanya Reval kepada Bintang. Ia menatap cewek di depannya itu tajam dengan tangan yang ia masukkan pada saku celananya.

Bintang menatap Reval kesal. Pasalnya cowok itu selalu bertanya kembali ketika di tanya. Menyebalkan, memang!

"Gue nanya, lo balik nanya. Dasar aneh!" kesal Bintang sambil memengangi pergelangan tangannya yang di pegang erat oleh Reval tadi.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang