BAB 77

311 30 0
                                        



D

engan wajah gembira, seorang cewek berseragam rapi, tersenyum melihat pantulan dirinya di cermin.

Pagi ini Bintang sudah rapi hendak pergi ke sekolah, setelah memohon pada Rina untuk mengizinkannya.

Pintu kamar Bintang terbuka, di sana ada Rina yang menatapnya dengan raut wajah khawatir.

"Kamu serius mau sekolah?" tanya Rina memastikan.

Bintang mengangguk mantap. "Iya Ma." Bintang kembali menatap cermin.

Rina terdiam. Sebenarnya ia tak mengizinkan putrinya itu untuk pergi ke sekolah, namun melihat wajah penuh semangat Bintang, ia hanya bisa mengiyakan.

(****)

Di parkiran sekolah yang sudah mulai ramai, Reval, Vano dan Dino duduk di atas motor masing-masing.

Reval tak perduli dengan cerita kedua temannya yang sangat heboh hingga hampir terdengar oleh semua siswa yang berada di parkiran. Entah apa yang keduanya ceritakan.

Tak lama kemudian, Zahra datang dengan wajah sok polos, menghampiri Reval.

Dino dan Vano sempat menoleh, namun kembali melanjutkan cerita mereka.

"Hai Reval," sapa Zahra ramah.

Reval menoleh hanya sebentar, setelah itu ia lanjut memainkan ponselnya.

Zahra terdiam, apakah Reval sebenci itu padanya hingga untuk menyapa saja cowok itu enggan.

"Reval," panggil Zahra. Reval kembali menoleh, mengangkat sebelah alisnya.

"Reval gue--"

"Bintang?"  Tatapan Reval tertuju kepada seorang cewek yang baru turun dari mobil.

Dino dan Vano yang tengah asyik bercerita, mengalihkan pandangannya pada cewek yang Reval sebut itu Bintang.

Zahra ikut menoleh. Jantungnya berdetak cepat, dan perasaannya tidak karuan.

Bintang menoleh, memberikan senyuman kepada keempatnya. Ia lalu datang menghampiri.

"Bintang. Lo kemana aja?" Vano menarik sebelah tangan Bintang untuk berdiri di sebelahnya.

"Jessica kalo lihat lo sekarang, pasti seneng banget," tambahnya lagi.

Bintang hanya tersenyum. Ia menatap Reval yang juga tengah menatapnya. Raut wajah cowok itu berbeda dari biasanya. Seperti ada sesuatu yang ingin diungkapkan.

"Reval," sapa Bintang. Ia lalu menoleh pada Zahra. "Hai Zahra."

Zahra menelan ludah. "Ha-hai."

Reval meraih sebelah tangan Bintang dan membawa cewek itu pergi.

Dino dan Vano tersenyum bahagia. Sementara Zahra, ia tak bisa bohong kalau ia cemburu dan sakit hati.

Dino mendekati Zahra. "Ada yang panas dalam nih," sindir Dino yang disambut gelak tawa Vano.

"Dahlah Dino, kasian. Mending cabut." Vano merangkul temannya itu dan meninggalkan Zahra sendirian.

(***)

Seperti biasa, Reval membawa Bintang ke gazebo sekolah. Ia menatap cewek itu dalam seolah tak ingin mengalihkan pandangannya.

Bintang yang merasa risih dengan tatapan itu, mengangkat sebelah tangannya dan menutup mata Reval.

"Lihatnya jangan kayak gitu," ucap Bintang.

Reval menggenggam tangan Bintang yang menutupi matanya. Sudut bibirnya tertarik.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang