Note:
Sebelumnya aku minta maaf ya sama kalian karena aku ngingkarin janji buat update dua kali seminggu.Happy Reading><
Kesepakatan
Sesampainya di rumah, Bintang memarkirkan motornya di garasi. Di depan pintu rumah, ia melihat sebuah motor sport bewarna hitam terparkir di sana.Bintang diam sebentar mengamati motor tersebut. Ia berdiri sambil berkacak pinggang. Motor ini tak asing di matanya.
“Bintang.” Tiba-tiba Rina keluar bersama seorang cowok bertubuh jangkung di belakang. “Ini, dia nyariin kamu.”
Vano? Ternyata tamu yang di maksud Mamanya itu adalah Vano. Si antek-antek plankton! Bintang menatap Vano sinis.
“Ngapain lo?” tanya Bintang jutek.
“Bintang, ngomongnya gak boleh gitu,” tegur Rina lembut. “Ayo ajak temannya masuk.”
“Enggak usah Tante, di sini aja. Lagian cuma sebentar, kok,” jawab Vano sangat sopan.
Rina tersenyum ramah. Ia kemudian meninggalkan Bintang bersama cowok itu, masuk ke dalam rumah.
Setelah punggung Mamanya tak terlihat, Bintang kemudian mengajak cowok itu bicara.
“Ngapain lo kesini?” Bintang memulai percakapan. Sebenarnya ia malas sekali bertemu dengan cowok itu.
“Nih, gue mau ngasih ini,” ucap Vano. Ia menyerahkan sebuah kertas putih yang Bintang pikir itu adalah surat.
Surat? Bintang mengernyitkan dahi. Bintang menerimanya dengan sedikit ragu.
“Dari siapa?”
“Lihat aja. Gue cabut.” Vano lalu menaiki motornya pergi meninggalkan area rumah Bintang.
(****)
Malam ini adalah malam yang sangat menyebalkan unutuk Bintang. Pasalnya setelah menerima surat dari Vano itu, rasanya dunia seakan ikut memojokkannya.
Bintag memukul bantal dan menggigit bedcovernya dengan keras unutk menyalurkan rasa kesalnya pada cowok nolep itu. Ia terus saja menggigitnya sampai ada yang robek. Mungkin ia berpikir menggigit bedcover adalah terapi menghilngkan kesal.
“REVAL!” pekik Bintang di dalam kamarnya karena saking kesalnya dengan cowok itu. Beruntung Rina sedang tidak ada di rumah, jadi ia bisa berteriak sekencang-kencangnya.
Kalau saja wanita itu ada, sudah pasti ia akan menegur Bintang.Bintang kemudian berhenti menggigit bedcovernya ketika menyadari sesuatu.
“Ih, nanti bau jigong lagi,” kesalnya kemudian bangkit dari kasur.
Ia berjalan menuju balkon kamarnya. Angin malam langsung berhembus menyapa Bintang. Di sana ia berdiri memandang lurus kebawah, tepat dimana rumput-rumput itu hidup.
“Ingin sekali rasanya kucabut rumput-rumput itu lalu ke masukkan ke mulutmu, Reval!” pekik Bintang lagi. Ia sangat kesal kepada cowok itu. sangat-sangat kesal.
Bintang memejamkan matanya menikmati angin malam. Mencoba menenangkan pikirannya yang stres akibat cowok bernama Reval. Ketika sudah merasa cukup membaik, tiba-tiba bayangan kejadian menyebalkan itu kembali muncul di otaknya. Sial!
Flashback.
Setelah Vano pergi, Bintang masih diam di tempat dan membuka surat yang di kasih Vano kepadanya. Ia terkejut. Pupil matanya melebar.
“Sialan,” desis Bintang meremas surat tersebut. “Pake ngancem segala. Apaan tuh cowok!”
Gue tunggu di taman depan kompleks.
Harus dateng! Kalau nggak.
Gue gak janji video lo aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (COMPLETED)
Teen FictionBEBAS MEMBACA. Cerita ini mengisahkan tentang cewek bernama Bintang, yang menjadi bintang di sekolahnya, karena kepintarannya dan keahliannya dalam hal akademik. Namun sayangnya, ia selalu menjadi buronan BP, dan mendapat julukan sebagai Bad Girl...