Perlahan Bintang membuka matanya. Kesadarannya mulai terkumpul. Orang pertama yang Ia lihat adalah Jessica. Ya, cewek itu duduk di samping brankar dengan mimik wajah cemas."Jess," panggil Bintang terdengar lemah.
Jessica langsung menoleh dan tersenyum sumringah.
"Lo udah sadar?"
"Iyalah, kalo belum sadar mana bisa gue ngomong," sahut Bintang terkekeh.
"Lo sakit masih aja becanda," sungut Jessica merapikan rambutnya.
Bintang terkekeh. Tiba-tiba ia ingat suatu hal. Ia sedang berada di UKS saat ini. Dan sepertinya di luar sudah tidak hujan.
"Jess, ini udah jam berapa?" Bintang melihat jam tangannya.
"Udah mau jam lima. Astaga," gerutu Bintang memijit kepalanya.
"Kenapa emang?" tanya Jessica.
"Udah sore. Masak lo mau sampe malem di sini?"
"Ogah lah. Tapikan tadi lo pingsan. Yakali gue paksa lo sadar terus pulang," sahut Jessica.
"Yaudah yok pulang."
Bintang berdiri dan dibantu oleh Jessica.
"Vano sama Dino ada di pos satpam. Mereka nunggu di sana," tutur Jessica sambil memapah Bintang.
"Gue jadi enggak enak ngerepotin Lo semua."
"Enggak, santai aja."
Bintang pikir keadaan sekolah akan sangat sepi, namun ternyata tidak. Ada beberapa siswa yang masih mengenakan seragam sekolah dan pakaian bebas karena ada jadwal eskul.
(****)
Sore ini Reval tengah berada di kafe bersama Zahra. Keadaan kafe yang ramai serta Zahra yang tanpa hentinya bercerita tak membuat Reval berhenti memikirkan Bintang.
Siang tadi, Reval tak sengaja melihat Bintang berpelukan dengan Dino, dan itu sukses membuat perasaannya tak karuan. Apakah ini jawaban dari hatinya, bahwa ia sebenarnya memang mencintai Bintang.
Reval menutup mata dan memijit kepalanya.
"Reval lo kenapa? Pusing?" tanya Zahra. Ia langsung berdiri menghampiri Reval dan memegangi bahunya.
Reval menoleh, "Gak."
"Kalo lo pusing, yaudah kita pulang aja ya. Tugas matematika nya bisa kita selesein besok. Lagian tinggal dua nomer kok," ujar Zahra.
"Nggak usah. Lo duduk aja," tolak Reval yang kemudian diangguki oleh Zahra.
Zahra kembali duduk di tempatnya. Ia kembali membuka buku tugasnya.
"Lo istirahat aja ya. Biar gue yang nyelesein dua nomer ini," kata Zahra.
Ia kemudian mulai menjawab soal-soal matematika tersebut. Sedangkan Reval kembali memikirkan Bintang.
Reval dibuat dilema dengan perasaannya sendiri. Apakah yang ia rasakan sekarang ini adalah cemburu. Namun ia tidak yakin dengan itu.
Bayangan Bintang yang berpelukan dengan Dino kembali muncul di pikirannya. Dan itu membuatnya kesal dan marah. Argh sial, sepertinya Reval memang cemburu.
Di tengah lamunannya, tiba-tiba Zahra memanggilnya dan membuyarkan segala bentuk lamunannya.
"Reval?" panggil Zahra.
"Hm," jawab Reval refleks.
Zahra tersenyum tersipu malu. Sesakali ia merapikan helaian rambutnya ke belakang daun telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (COMPLETED)
Teen FictionBEBAS MEMBACA. Cerita ini mengisahkan tentang cewek bernama Bintang, yang menjadi bintang di sekolahnya, karena kepintarannya dan keahliannya dalam hal akademik. Namun sayangnya, ia selalu menjadi buronan BP, dan mendapat julukan sebagai Bad Girl...