BAB 39

471 37 2
                                    

HAPPY READING


“Permisi, Pak.” Itu suara dari cewek yang berdiri di ambang pintu dengan membawa sebotol minuman.

Semua pasang mata tertuju kearahnya.

Bintang, ia terlambat memberikan Reval minuman hari ini. Wajahnya terlihat sedikit pucat, nafasnya ngos-ngosan dan... rambutnya sedikit berantakan.

“Eh Bintang. Ada apa?” tanya Pak Bedung dari mejanya.

“Ini Pak saya mau ngasih Reval minuman,” kata Bintang lembut menampilkan senyum manisnya.

Siapa bilang Bintang tak bisa bersikap sopan. Nakal-nakal gini ia juga tau sopan santun dan tata krama ketika berbicara dengan yang lebih tua.

“Oh, kamu pacarnya Reval?”

sontak semua siswa berteriak menggoda. Keadaan kelas menjadi ramai.

Reval masih diam dengan ekspresi datarnya. Melihat penampilan Bintang yang acak-acakan seperti ini, ia sudah tau bahwa Bintang bangun kesiangan.

“Hehe, bukan Pak bukan. Saya cuma—“

“Pacaran juga enggak papa. Bapak mendukung,” goda Pak Bedung yang membuat keadan makin riuh.

Bintang terdiam sambil menampakkan senyum manisnya. Sedangkan Reval, tetap seperti semula.

“Apa-apaan sih? Kok caper banget. Pakai bawa minuman segala!” kesal Zahra dari belakang mentap Bintang sinis.

“Iyatuh. Lagian juga Reval kok mau-mau aja, ya?” sahut Dini disebelah Zahra.

“Yasudah Reval. Ambil minuman dari pacarmu,” panggil Pak Bedung menyuruh Reval maju.

Reval maju menghampiri Bintang lalu meraih botol minuman tersebut. Ia menatap Bintang tajam, lalu berbalik kemballi ke mejanya.

Bintang pun pamit, dan Pak Bdung kembali menjelaskan pelajaran.

“Oh, pantesan daritadi mukanya asem. Belum dikasih minuman toh,” ledek Dino dari belakang.

“Pantesan jadi sensi,” tambah Vano ikut mengejek. Keduanya tertawa pelan agar tak ketahuan oleh sang guru.

“Berisik.”

(****)

Bintang meminta izin untuk ke toilet saat jam pelajaran tengah berlangsung. Ia segera masuk ke toilet untuk mencuci mukan. Pasalnya ia sangat ngantuk saat ini.

Bintang yang baru saja keluar dari toilet dikagetkan oleh seorang cowok jangkung yang berdiri tepat di hadapannya.

“Eh anj... Lo ngagetin aja.“ Bintang mengelus dada.

“Kenapa?” tanya Reval dengan wajah datarnya.

“Kenapa apanya?”

“Bajunya.”

Bintang memperhatikan baju seragam yang sedang ia pakai. Oh, ia jadi terimgat sesuatu. Ia berjanji kemarin akan memakai baju seragam yang dibelikan oleh Reval, namun hari ini ia tidak memakainya.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang