BAB 16

867 77 18
                                    

Beberapa menit kemudian, teman-teman Bintang mulai lemas dan merancau tidak jelas karena efek alkohol.

Dan benar dugaan Bintang. Tiba-tiba Mia dan teman-temannya memulai aksi mereka.

Tanpa banyak basa-basi Bintang menepuk bahu Niva sebagai kode.

"Sekarang Niv!" pekik Bintang. Ia lalu berlari menghadapi semua teman-teman Mia seorang diri.

Sedangkan Niva berlari memanggil Rega, Budi, Egi dan Ido

"Sialan!" umpat Buntang saat lemparan batu mengenai dahinya. Dan saat itu juga darah segar mengalir.

*****

Pukul 9 malam, Bintang duduk di salah satu kafe sambil mengobati dahinya yang kena lemparan batu dari salah satu teman Mia tadi.

Ia meringis kesakitan ketika rasa nyeri menjalari dahinya. "Sialan!" umpat Bintang.

Ia meraih ponselnya yang berdering. 'Mama' itulah nama yang terpampang di layar ponsel miliknya.

Tanpa menunggu lama, Bintang segera menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan itu.

"Hallo Ma?"

"Bintang, kamu dimana? Kok belum pulang? "

"Bentar lagi Bintang pulang kok."

"Yasudah hati-hati di jalan sudah malam. Jangan ngebut."

"Oke Ma."

Bintang kembali menaruh ponselnya di atas meja.

Tepat di meja sebelah, ternyata Reval sedari tadi memperhatikan Bintang, namun Bintang tak menyadari hal itu.
Setelah selesai mengobati dahinya sendiri, ia lalu pergi membayar semuanya dan keluar untuk pulang.

"Badgirl," gumam Reval saat Bintang sudah tak ada di sana.

¤¤¤¤

"Loh Bintang, dahi kamu kenapa?" Rina mendekati putrinya yang masih berdiri di ambang pintu.

Rina begitu khawatir, pasalnya setiap Bintang pulang, selalu ada luka di tubuhnya. Sudah berapa banyak obat merah yang Bintang habiskan untuk mengobati lukanya setiap pulang ke rumah.

Rina menyentuh lembut dahi putrinya. Ia lalu mengajak Bintang untuk duduk di sofa.

"Jelasin sama Mama, dahi kamu kenapa?"

Bintang menyentuh dahinya yang sedikit nyeri, lalu diam untuk mencari alasan.

"Eee ..... Bintang tadi kejedot pintu di rumahnya Jessica," dusta Bintang.

"Mama enggak percaya."

"Bintang gak bohong."

"Emang kamu tadi ngapain ke rumah Jessica?"

"Buat tugas sekalian main. Percaya deh sama Bintang."

"Bener?"

"Bener Ma." Bintang berusaha meyakini Rina, hingga wanita itu akhirnya mau menerima alasannya.

"Yasudah kamu istirahat ya. Udah malam," ucap Rina lembut.

¤¤¤¤

Dering alarm memecah ke sunyian kamar yang bernuansa putih itu. Seorang cewek masih terlihat tidur pulas di atas ranjangnya.

Suara alarm itu begitu mengganggu telinga Bintang, hingga akhirnya cewek itu menutup telinganya dengan bantal.

Namun tiba-tiba ia teringat akan suatu hal.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang