Reval berniat pergi ke Gazebo yang ada di yang ada di halaman belakang sekolah sendirian tanpa ditemani oleh kedua temannya. Ia datang atas perintah Bu Vina.
Saat perjalanan menuju Gazebo, Reval tak sengaja melihat Jessica yang berdiri sendirian di dekat tembok yang biasa dipanjat oleh siswa-siswa nakal untuk membolos.
Tanpa pikir panjang Reval segera menghampiri.
"Jessica?" Suara Reval datar sukses mengejutkan Jessica.
"Loh Reval, lo kok disini? Lo enggak belajar?" tanya Jessica dengan gelagat aneh. Sedangkan Reval memandangnya penuh intimidasi.
"Ngapain?"
Jessica menyengir kuda. Ia gelapan berusaha menutupi sesuatu.
"Eh, itu. Gue..."
"Jess." Reval memelankan suaranya seolah meminta kejelasan.
"Gue abis nemenin Bintang tadi. Dia lompat tembok ini buat bolos," jelas Jessica sepontan yang tak bisa menahan mulutnya untuk tidak bicara.
"Bolos?"
"Iya Bintang bolos. Soalnya dia sama gengnya mau nyerang sekolah. Gue enggak tau sekolah mana."
"Oh." Setelah itu Reval tak berkata-kata lagi. Ia berlalu meninggalkan Jessica untuk menuju Gazebo sekolah.
Setelah punggung Reval tak terlihat lagi, Jessica menghela nafas lega sembari memegangi dadanya. Tiba-tiba ia merasa aneh dengan dirinya.
"Astaga bodoh! Ngapain gue kasih tau Reval? Aih, punya mulut enggak bisa ngerem. Bahaya nih. Aduh... gimana ya?" Jessica menepuk dahinya. Kenapa ia bisa keceplosan mengatakannya pada Reval.
"JESSICA!"
Jessica terkesigap. Ia melihat Pak Torsi guru TU yang galaknya minta ampun. Pak Torsi menatap Jessica dengan tatapan nyalang.
"Aduh, kena lagi." Jessica mendengus merutuki dirinya.
"Kamu ngapain disana? Mau bolos?"
"Eng-engak kok Pak. Tadi kayak ada yang manggil saya di sini. Apa jangan-jangan hantu penunggu sekolah ya Pak?" elak Jessica. Ia memasang wajah ketakutan.
"Makanya kamu cepat kembali ke kelas. Disini memang banyak jinnya."
"Hah?" Jessica terkejut. Niatnya berkata begitu hanya untuk sebagai alasan. Tapi kenapa ini benar adanya.
Jessica mendadak merinding ketika mendengarkan ada yang memanggil namanya. Ia menoleh keberbagai arah mencari sumber suara, namun nihil. Tak perlu pikir panjang, Jessica serta Pak Torsi lari terbirit-birit.
"Lah, kok pada lari?" Dino yang baru kembali dari warung diluar sekolah, mengernyit heran.
"Tapi sukur enggak ketahuan sama Pak Torsi."
(****)
Seperti biasa setiap datang ke sekolah, Bintang selalu membawakan minuman untuk Reval. Dan kebetulan sekali, Bintang melihat Reval baru turun dari motornya.
Cowok itu merapikan rambutnya setelah melepas helm full face yang ia pakai.
Bintang berlari untuk menghampiri.
"Reval," sapa Bintang. Namun cowok itu tak menoleh. Ia tampak cuek bebek."Val, ini minuman lo." Bintang menyodorkan botol minuman tersebut, namun Reval tak menerimanya. Ia malah membuang muka kemudian berjalan meninggalkan Bintang.
Bintang tak mengejar cowok itu. Ia diam ditempatnya memandang punggung yang semakin menjauh.
Bintang mengerucutkan bibirnya.
"Tu cowok kenapa sih? Tumben enggak mau nerima minumannya," ucap Bintang mengerutkan dahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (COMPLETED)
Teen FictionBEBAS MEMBACA. Cerita ini mengisahkan tentang cewek bernama Bintang, yang menjadi bintang di sekolahnya, karena kepintarannya dan keahliannya dalam hal akademik. Namun sayangnya, ia selalu menjadi buronan BP, dan mendapat julukan sebagai Bad Girl...