H A P P Y R E A D I N G
BENCI
Kabar putusnya Reval dan Bintang sangat cepat tersebar. Keretakan hubungan keduanya menjadi topik pembicaraan terhangat dari kelas sepuluh hingga kelas dua belas.
Bahkan mading kembali penuh dengan puisi, quotes dan ucapan selamat kepada Reval, tidak seperti saat mereka baru jadian yang membuat mading berisi kata-kata kecewa. Bintang sampai merasa enek menlihatnya.Hari ini Bintang terlihat sedikit kacau. Ia sudah tidak mengenakan seragam sekolah yang dibelikan oleh Reval—sang mantan. Ia kembali mengenakan baju seragam lama yang sedikit ketat serta rok yang jauh di atas lutut.
Setelah menyelesaikan hukumannya, Bintang masuk ke kelasnya dengan wajah letih yang penuh dengan keringat. Ia langsung duduk di bangkunya dan menidurkan kepalanya diatas meja.
“Bintang!” sapa Jessica histeris saat melihat Bintang tengah tertidur. Ia baru saja kembali dari kantin untuk memberi makan cacing-cacing di perutnya.
“Lo abis darimana?” tanya Jessica dduduk di sebelah Bintang.
“Abis dihukum. Telat gue.”
“Yaelah lo. Gue kira lo udah berubah total gak bakal telat lagi,” sindirnya menyenggol lengan Bintang.
“Berisik Jess!” Bintang mengatur pernapasannya.
“Minta minuman lo.”
Jessica menyerahkan minuman jeruknya kepada Bintang.
“Abis kemana lo semalam?”
“Gak kemana-mana,” sahut Bintang setelah tenggorokannya lega.
“Halah gak usah bohong lo Ntang.”
“Udahlah diem dulu lo. Gue ngantuk, capek,” ujarnya kembali menidurkan kepalanya diatas meja.
Jessica memutar mata malas.
(***)
Siang ini langit terlihat sangat mendung dan angin bertiup sedikit kencang. Bel pulang yang telah ditunggu-tuggu, berbunyi.
Semua siswa berbondong-bondong keluar dari kelas meninggalkan sekolah sesegera mungkin, karena hujan yang sebentar lagi turun.
Begitupun dengan cewek dengan rambut hitam tergerai itu. Ia berlari menuju parkiran secepat mungkin.
Sesampainya di parkiran, Bintang langsung menaiki motornya dan memakai helm. Namun sialnya, ia tak bisa pulang karena motornya dihalangi oleh beberapa motor dan mobil di depannya.
Bintang mengumpat pelan. “Sial!”
Ia memutuskan menunggu untuk beberapa saat berharap pemilik kendaraan di depannya ini datang agar ia bisa segera pulang.
Namun rupanya sampai 10 menit lebih, pemilik kendaraan itu belum juga datang. Bintang menggerutu tak jelas.
“Sial! Ini pasti motor babu sekolah." Ia pun melepas helmnya dan turun dari motor berjalan dengan wajah galak. Ia berdiri di depan motor-motor yang menghalanginya tersebut.
“YANG PUNYA MOTOR INI SIAPA WOY?!” tanya Bintang dengan lantangnya.
Namun tak banyak yang mendengarkannya karena suara kenalpot kendaraan yang lain juga suara gemuruh yang mulai terdengar.
Merasa dihiraukan, Bintang masuk ke pos satpam sekolah yang tak jauh dari parkiran dan kembali membawa pengeras suara.
“YANG PUNYA MOTOR DI DEPAN MOTOR GUE, CEPET SINGKIRIN! SEBELUM GUE SENDIRI YANG NYINGKIRIN!”

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (COMPLETED)
JugendliteraturBEBAS MEMBACA. Cerita ini mengisahkan tentang cewek bernama Bintang, yang menjadi bintang di sekolahnya, karena kepintarannya dan keahliannya dalam hal akademik. Namun sayangnya, ia selalu menjadi buronan BP, dan mendapat julukan sebagai Bad Girl...