BAB 70

410 26 4
                                    

"Bintang, Bintang please." Reval berhasil meraih sebelah tangan Bintang.

Ia menatap lekat wajah pucat cewek itu. Sementara Bintang, ia menunduk menutup hidungnya.

"Lo jangan lari lagi please," pinta Reval melemah.

"Val, lo udah janji enggak akan ganggu gue lagi. Gue harap lo ingat dengan janji lo itu," ujar Bintang berusaha tenang.

Reval menunduk pasrah di depan Bintang.

"Gue nggak bisa. Sorry. Gue nggak bisa buat ngejauhin lo," akunya membuat luka di hati Bintang.

"Mau lo apasih Val? Gue mau tenang tanpa lo. Gue lebih bahagia tanpa adanya lo." Suara Bintang terdengar serak.

Reval tersenyum kecut. Ia menggeleng sambil menatap Bintang.

"Nggak. Lo bohong. Bohong kalo lo bahagia. Lo menderita Bintang."

"Asal lo tau. GUE MENDERITA GARA-GARA LO REVAL!" bentak Bintang membuat Reval tertohok.

"Gue tau. Karena itu gue mau jaga lo. Gue gak mau lo kenapa-napa."

Bintang terkekeh. Alasan apalagi ini,  pikirnya.

"Val udah. Please lo jauhin gue," kata Bintang pelan penuh permohonan.

"Gue gak bisa."

"REVAL!"

"Gue gagal. Gue gagal nepatin janji buat menjauh dari lo." Reval berucap tulus dari hati.

Tiba-tiba kepala Bintang pusing. Darah yang keluar dari hidungnya semakin banyak bahkan sampai mengenai seragamnya.

"Bintang..."

Reval terkejut sekaligus panik. Dengan cepat ia membuka seragam olahraganya dan melipatnya menjadi kecil untuk menahan agar darah tersebut tak mengenai seragam Bintang.

Dan dengan cepat Reval membawa Bintang ke UKS.

****

Sementara itu, di ujung koridor menuju kantin lama yang sudah tak terpakai, Dino dan Vano mengintrogasi Zahra.

"Lo jujur aja. Sebenarnya ini rencana lo kan Zahra?" tekan Vano masih mencengkram erat tangan Zahra.

"Gue harus bilang berapa kali sih? Gue enggak tau apa-apa soal ini," jawab Zahra sambil terus-menerus mencoba melepaskan cekalan Vano.

"Terus kalo bukan lo, siapa? Gak mungkin Ela sama Dini ngelakuin ini tanpa ada perintah dari lo," sahut Dino yang sedari tadi bersidekap dada.

"Sumpah demi apapun. Gue enggak tau apa-apa. Gue setelah ganti pakaian kan sama kalian, terus ke gudang buat ambil perlatan olahraga. Ya mana gue tau."

"Lagian kalo gue mau ngerjain Bintang, enggak sampai segitunya. Sampai nyelakain dia. Gue juga kaget tadi," tambahnya lagi.

"Oke. Kita bakalan percaya sama lo. Tapi..." Dino menggantungkan ucapannya.

"Tapi apa?"

"Lo harus cari tau siapa yang udah nyebarin kabar kalau Bintang itu bukan anak kandung Tante Rina."

"Tapi sebenarnya kita udah tau sih yang nyebarin itu Ela sama Dini. Tapi kita masih penasaran, darimana mereka tau," tambah Vano.

Zahra terdiam. Ia juga tidak tahu tentang hal itu.

"Buat apa sih?!"

"Lo nggak mau?" tanya Vano dengan nada mengancam.

"Lo bakalan kita bawa di masalah ini. Gimana ya reaksi Pak kepsek, dikecewakan murid kesayangannya untuk kedua kali?" Dino tersenyum licik.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang