BAB 59

434 25 0
                                    

Sepulang sekolah, Reval menuruti permintaan Bintang untuk membeli milkshake. Setelah itu, keduanya tak langsung pulang ke rumah. Bintang meminta Reval menemaninya duduk di taman sebentar untuk meminum milkshake yang baru saja ia beli.

Saat sudah sampai di taman, keduanya memilih tempat yang tidak terlalu ramai, kemudian duduk di kursi panjang yang sudah ada di sana.
Bintang menoleh ke arah Reval yang duduk dengan wajah wajah datar. Senyuman manis terpampang di bibirnya.

Ia lalu membuka milkshake tersebut dan mulai meminumnya. Ia kembali melirik Reval yang ternyata tengah memperhatikannya. Mendadak Bintang menjadi kikuk sendiri.

"Ma-mau minum?" Bintang menwarkan milkshakenya kepada Reval.

Reval tidak menyahut, matanya masih setia menatap cewek di sampingnya itu.

"Reval," panggil Bintang.

"Hm, kenapa?"

"Lo mau cobain gak milkshakenya?"

Reval melihat milkshake yang ditawarkan Bintang itu. Ia tidak suka minuman yang terlalu manis.

"Enggak," tolaknya, lalu kembali memandang lurus ke depan.

Bintang mengagguk, kembali meminum milkshakenya. Namun tiba-tiba ia teringat akan sesuatu. Iapun kembali memanggil Reval.

"Reval. Kemarin lo sama Zahra di sea kafe ngapain?"

"Buat tugas."

"Sama siapa aja?"

"Berdua."

"Berdua?" Bintang sedikit kaget. Ia kira ada Dino dan Vano juga yang ikut.

"Hm."

"Emang harus banget ya sama Zahra?" Bintang kini beralih memandang rumput hijau yang di pijakinya. "Kayak gak ada yang lain aja."

Reval menoleh, senyuman kecil terpampang di bibirnya. Ia suka melihat Bintang cemburu seperti ini. Cewek itu terlihat menggemaskan.

"Kenapa Zahra terus sih? Enak banget jadi Zahra, udah dinyayiin sambil main gitar, eh sekarang, diajak ke sea kafe juga." Bintang menghela nafas berat. Ia iri dengan perlakuan Reval kepada Zahra.

"Hm."

"Reval! Dari tadi 'ha hm ha hm' mulu!" kesal Bintang.

"Terus?"

"Yang lain kek! Gue juga mau dinyayiin sama lo!" akunya.

Reval terkekeh. "Males," jawabnya yang membuat Bintang kesal.

"Ih kok gitu Val. Gue kan... pacar lo," rengeknya.

Reval terdiam sesaat. Ia kemudian mengaggukan kepalanya memandang Bintang.

"Oke, tapi ada syarat."

"Syarat?" Bintang mengernyitkan dahi. "Apa?"

"Seharian, lo harus ramah sama semua orang. Terutama di sekolah," tantang Reval.

"Maksudnya gimana?"

"Apapun yang terjadi gak boleh marah. Harus tetap senyum."

Terdiam, Bintang rupanya diam-diam merencanakan sesuatu.

"Trus, kalo gue berhasil gimana?"

"Lo bebas minta hadiah sama gue."

"Beneran?"

"Hm."

"Oke deal. Cuma sehari kan?"

(***)

Keesokan harinya, Bintang tiba di sekolah bersama Reval lebih siang daripada biasanya. Dikarenakan jalan di daerah kompleks perumahan Bintang sedang ada perbaikan sehingga mengharuskan Reval putar balik mencari jalan lain.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang