Saat pembelajaran sedang berlangsung, Bintang terlihat lemas. Ia terus-menerus memegangi kepalanya.
Hal tersebut menarik perhatian teman sebangkunya-- Jessica.
Jessica menoleh ke arah Bintang."Bintang, lo kenapa? Sakit?" bisiknya agar tak ketahuan oleh sang Guru.
Bintang menoleh, "Gak kok, cuma pusing dikit. Gue tadi malem begadang soalnya," dustanya.
"Oh gitu. Yaudah gue temenin ke UKS yuk. Biar lo bisa istirahat--"
"Bu, saya izin ke belakang, boleh?" Bintang berdiri mengangkat tangan.
"Oh, iya silahkan Bintang."
Bintang tersenyum. Ia lalu memandang Jessica yang tampak khawatir padanya.
"Lo mau gue temenin?" tawar Jessica.
"Enggak, santai aja. Gue bisa sendiri."
"Oke yaudah, jangan lama-lama ya," kata Jessica.
Ia memang tipikal cewek yang panikan.
(****)
Sama halnya dengan Reval. Ia juga terlihat tampak kurang fokus. Ia seperti memikirkan sesuatu.
"Stt, lo kenapa Val?" bisik Vano di sebelahnya.
"Gak papa," sahut Reval tanpa menoleh.
"Lo kayak kurang fokus gitu. Kenapa sih?"
"Gue ke toilet bentar cuci muka," putus Reval kemudia berlalu pergi.
(***)
Saat berjalan menuju toilet, Reval tak sengaja melihat Bintang berjalan sendiri sambil memegangi kepalanya.
Reval memilih diam dan mengikuti dari belakang. Sampai akhirnya Bintang berhenti dan duduk di kursi panjang di depan lab komputer.
Cewek itu terlihat pucat. Ia terus-menerus memegangi kepalanya sambil bersandar di tembok.
Melihat Bintang yang seperti itu Reval jadi khawatir. Ia ingin sekali menghampiri Bintang dan menanyakan "kenapa" tapi ia tak mau mengingkari janjinya untuk menjauhi cewek itu.
Reval mengacak rambutnya. Ia jadi serbasalah sekarang. Ia ingin tetap berpegang teguh pada janjinya, namun ia tak tega melihat wajah pucat Bintang. Ia yakin kondisi cewek itu sekarang sedang tidak baik-baik saja.
"Reval," panggil seseorang dari belakang dan mengageti Reval.
Reval menoleh, ternyata Zahra. Cewek itu datang menyusulnya.
"Lo mau kemana?" tanya Zahra tersenyum manis.
"Cuci muka," jawab Reval dingin mengalihkan pandangannya.
Mendengar suara itu, Bintang juga ikut menoleh. Ia mendapati Reval dan Zahra tengah berduaan.
Ia berusaha bersikap biasa saja, walaupun kepalanya semakin terasa berat.
"Makin deket aja mereka," bisik Bintang terdengar pilu.
Zahra menggandeng tangan Reval dan berjalan melewati Bintang tanpa mengucap sepatah katapun. Menganggap seperti tak ada Bintang di sana
Bintang terdiam menahan tangis. Sekarang Reval benar-benar menjauhinya dan bersikap seperti tak saling mengenal.
Bintang menunduk menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia menangis menahan sakit hatinya.
Kenapa sampai sekarang ini ia masih belum bisa melupakan Reval. Malah semakin ia ia mencoba melupakan, rasa cintanya semakin dalam.
"Udah Bintang udah! Lo harus lupain dia. Lo gak pantes buat dia!" bentak Bintang pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (COMPLETED)
Novela JuvenilBEBAS MEMBACA. Cerita ini mengisahkan tentang cewek bernama Bintang, yang menjadi bintang di sekolahnya, karena kepintarannya dan keahliannya dalam hal akademik. Namun sayangnya, ia selalu menjadi buronan BP, dan mendapat julukan sebagai Bad Girl...