BAB 13

940 118 13
                                    

Semua siswa berbohong-bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.

Hal yang sama juga di lakukan oleh Bintang dan Jessica. Mereka berdua menuju ke arah kantin untuk membeli makanan.

"Lo balikam sama Vano, Jess?" tanya Bintang sambil mengaduk es teh manis yang ia pesan.

Jessica tersenyum, pipinya memerah. Setelah 2 minggu putus, sepertinya Jessica masih menyimpan perasaan kepada Vano. Begitu juga dengan Vano.

"Belum sih," jawab Jessica cengengesan.

"Belum? Berarti lo berharap, ya?" Jessica malah senyum-senyum bak orang gila.

Bintang yang melihatnya bergidik ngeri. Yang ada di pikiran cewek itu sekarang adalah, Jessica seperti kerasukan jin.

"Eh udah, udah. Lo lanjut aja makan baksonya. Jangan senyum sendiri, ngeri liatnya."

Di sisi lain Reval, Vano dan Dino berjalan menuju kantin. Teriakan histeris cewek-cewek yang ada di ruangan itu mewarnai kedatangan ketiganya. Cowok tertampan, terkeren dan ter-ter yang pernah ada di SMA Pelita.

Vano memasang senyum manis kepada cewek-cewek yang melambaikan tangan kepadanya, sedangkan Dino, ia bersikap sok cool dengan sesekali menyisir rambutnya dengan jari.

Lain Dino, lain juga dengan Reval. Ia jauh berbeda dengan kedua temannya. Ia lebih memilih diam dan tetap berjalan tanpa memperdulikan teriakan-teriakan fans nya. Mereka lalu duduk di paling pojok, tepat di belakang Bintang.

Teriakan-teriakan yang mengesalkan bagi seorang troublemaker sekolah. Bintang memukul meja dengan keras. Ia berdiri dan membuat dirinya sebagai sorotan.

"Berisik! Diem atau lo berhadapan sama gue!" kelakar Bintang yang membuat berbagai macam tatapan tak mengenakan tertuju untuknya.

"Si Bintang berani banget. Gue jadi makin tertarik sama dia," aku Dino.

Vano tersenyum. "Si Bintang buat si Reval aja. Lo nyari yang lain."

"Siapa bilang?" Dino memukul pelan bahu Reval. "Lo suka sama Bintang?"

"Gak." jawab Reval cepat.

"Beneran?"

Reval mengangguk mantap. Sudah jelas bahwa ia tak suka dengan cewek yang mendapat predikat berandalan itu.

¤¤¤¤

"Sialan, gue ngakak tadi liat Bu Vina. Alisnya lengking banget anjir, kayak terowongan kasablangka." Bintang tertawa mengingat kejadian tadi.

"Iya, gue juga kaget. Mana warnanya coklat lagi, terus kanan sama kirinya beda. Hadehh perlu tutor kayaknya Bu Vina," sahut Jessica sambil menuangkan sambal pada baksonya.

Jessica menyenggol bahu Bintang yang tengah fokus memainkan ponselnya.

"Bintang, lo liat tuh. Reval lagi liatin lo. Ciee," goda Jessica.

Bintang menoleh ke arah samping, tepat dimana Reval dkk duduk. Ia tak sengaja menangkap basah Reval yang tengah memandanginya dengan tatapan tajam.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang