BAB 37

467 43 1
                                    

Ponsel Bintang yang ditaruhnya di atas nakas samping tempat tidurnya berbunyi.

Bintang yang masih terlelap menjadi terganggu mendengar suara benda pipih itu. Ia menutupi wajahnya dengan selimut, namun suara ponsel itu terdengar semakin keras.

“Ck.” Bintang berdecak kesal.
Ia lalu mengambil ponselnya diiringi dengusan. “Siapasih nelpon pagi-pagi gini? Ganggu aja,” kesal Bintang.

Halo, Ntang?”

“Hmm,” jawab Bintang dengan suara khas orang baru bangun tidur.

Ini gue, Jessica.”

“Ngapain sih lo Jess nelpon pagi gini?” Bintang melirik jam yang tertempel di dinding kamarnya. “Masih jam empat lewat limabelas,” dengus Bintang.

Iya gue tau. Justru itu gue telpon pagi-pagi. Gue mau nebeng ke sekolah. Mobil gue lagi dipinjem sama kakaknya nyokap gue. Nah lo kan berangkatnya selalu pagi, takutnya kalau gue telpon nanti, lonya udah berangkat duluan,” jelas Jessica panjajng lebar di sebrang sana.

“Iya nanti gue jemput. Ganggu aja!”

Iya itu doang sih."

“Udah? Gue mau lanjut tidur,” kata Bintang dengan mata yang tertutup. Matanya terasa sangat berat sekali.

Eh, bangun lo. Mandi sana biar—“

Tut....

Bintang memutuskan panggilan tersebut. “Bersik lo dugong!” umpat Bitang melempar ponselnya sembarang kemudian  lanjut tidur.

Ada-ada saja kelakuan Jessica, ganggu mimpi indah orang saja!

Disebrang sana Jessica tertawa renyah. Berhasil mengganggu tidur sahabatnya itu.

“Jangan-jangan si Bintang lagi mimpi jadi kakak tiri sofia the first. Hahaha.”

(*****)

Setelah sampai di sekolah, Bintang menuju kelas Reval, sedangan Jessica langsung menuju kelas.

Bintang melangkah masuk ke dalam kelas yang pintunya sudah sedikit terbuka itu. Ia terkejut melihat seseorang sudah ada disana. Itu Reval.
Ngapain tu cowok dateng pagi-pagi gini?

“Reval, ngagetin aja,” ucap Bintang. Namun tak digubris sang pemilik nama.

Bintang melangkah mendekat. Ia menaruh sebotol minuman tersebut di atas meja Reval. “Minuman lo,” ucap Bintang lalu segera berbalik badan untuk keluar.

“Tunggu.” Reval menahan Bintang.

Bintang menoleh, mendapati tatapan tajam dari cowok itu. Is bergidik ngeri. Apa Reval kemasukan jin penunggu sekolah? Tatapannya sangat mengerikan.

“Kenapa, Val?”

Reval berdiri, mendakat kearah Bintang yang diam membeku dengan perasaan takut. Reval semakin mendekat hingga membuat Bintang sedikit demi sedikit mundur. Sampai tubuh belakang Bintang membentur meja, dan ya... Ia terpojok sekarang.

“Re-val... lo mau ngapain?” Bintang gemetar.

Jangan sampai Reval melakukan hal yang tidak-tidak padanya. Ini sekolah. Atau jangan-jangan Reval sedang mengerjainya. Arghh! Apapun itu, kondisi jantungnya sangat tidak baik sekarang. Ia sangat gerogi.

Reval tersenyum sinis melihat wajah Bintang yang menjadi pucat.

“Kenapa? Takut?” Reval semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Bintang.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang