Pukul lima pagi. Syasa sudah bangun. Menunaikan shalat subuh dan menyelesaikan tugas rumah. Terhitung tiga hari lagi ia akan bekerja. Deg-degan tidak lagi, karena Syasa sudah sedikit tau mengenai pekerjaanya dan orang dibagian marketing yang akan menjadi tim nya. Veby memberi sepatu hitam untuk ia kenakan. Kemeja putih untuk ganti-ganti sebelum Syasa mendapatkan baju kerjanya dari kantor.
Pagi itu, Bara tidak membawa Nadia pulang. Walau Bara pulang larut malam. Syasa tau, karena Syasa tidak pernah tidur tenang tiap malam sebelum Bara pulang. Entah kenapa? Tapi itulah kenyataanya. Tersentak kala mendengar suara motor Bara.
Ketukan di pintu membuat Syasa berlari dari kamar mandi. Masih memakai baju tidur bercorak bunga-bunga. Serbet di tangannya. Membukakan pintu. "Cari siapa?" tanya Syasa kepada cowok memakai kemeja abu-abu dipadupadan celana hitam dan sepatu hitam mengkilap.
Cowok itu merapikan rambut depannya, senyum lebar. Geleng kepala kala tau Syasa tidak mengenalnya. "Astagaa!!" cowok itu menepuk kening. "mana suamimu?"
"Su..suami?" tanya ulang Syasa.
Cowok itu mengangguk. "Iya! Suamimu, Bara."
"Lagi tidur,"
Cowok itu kembali geleng kepala dan tertawa kecil. "Dasar kebo!" umpatnya, membuat kening Syasa mengkerut.
"Kalau boleh tau, kamu siapa?"
"Gak kenal aku?" tunjuk cowok itu ke dirinya sendiri. Dibalas gelengan kepala oleh Syasa.
Cowok itu kembali tertawa. "Apa aku seberubah itu, sampai beberapa orang tidak mengenaliku?" tanyanya, dibalas anggukan kepala oleh Syasa.
"Aku Titan. Teman sekelas Bara. Alaahhh..kita sering main bareng di lapangan."
Syasa kembali menatap cowok itu. Menepuk tangannya, lalu senyum. "Ahh..iya. Aku baru ingat!"
Bercengkerama singkat di depan pintu masih dengan Titan. Hingga Titan berteriak memanggil nama Bara. Bara yang barusaja keluar dari kamar utama.
"SINI WOY!!" panggilnya.
Bara menggaruk kepalanya, mendekati pintu. Syasa mengeser ke kanan, sampai punggungnya menempel di dinding. Memberi jarak antara dirinya dengan Bara.
"Siapa?" tanya to the point Bara.
Titan merangkul pundak Bara. Memukul lengannya. "Jahat bener gak ingat aku! Aku TITAN!" perkenalkan dirinya kembali.
"Oh." Respon santai Bara sambil mengucek-ngucek matanya. "ada apa?"
Titan memberi tau seangkatan SMK mereka akan mengadakan reunian. Menjalin silaturahmi tujuan utamanya. Mengingat Titan paling aktif, dia bahkan rela mendatangi satu-persatu rumah temannya. Titan tau rumah Bara dari Ririn, kakak Bara. Titan sekarang berprofesi sebagai dokter umum di Rumah Sakit Harapan Kita. Termasuk sibuk, tapi dia sempatkan waktu untuk mengumpulkan teman-temannya.
Syasa membuatkan teh untuk Titan. "Gulanya satu sendok kan?" tanyanya sebelum minum.
"Iya," jawab Syasa. Duduk diseberang dua cowok itu.
Setelah menyerumput teh itu. Titan kembali bercerita. Ponselnya hilang di asrama, itu juga salah satu penghambatnya. Titan orangnya pelupa. Bahkan password akun Instagramnya juga ia lupa. Maka nya sulit mencari kontak teman-temannya.
"Kalian berdua HARUS DATANG!" tekan Titan. "banyak yang nunggu kedatangan kalian." Lanjutnya. Tidak publish memang tentang pernikahan, tapi ada saja yang mendapat informasi itu.
"Hmmm.." respon Bara sambil membalas chat dari Nadia.
"Sibuk banget sih bar," Titan mengintip ponsel Bara, namun Bara langsung menutup ponselnya. "lagi balas chat siapa sih? Istri kau kan ada disini!" termasuk sindiran bagi Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYASA (SELESAI)
Romance18+ Nikah di jodohkan emang sudah biasa✔ Nikah tanpa cinta juga sering terjadi✔ Tapi bagi Syasa semua itu tidak diinginkan. Walau dijodohkan dan nikah tanpa cinta, bukan berarti pernikahan untuk status dan bercerai. "Aku menyerah," •••••••••••...