Cerita pertama aku.
Yaudah baca langsung aja ya.
Semoga suka.×××
Syasa Apriyani. Lahir tanggal 7 Juni 1996. Anak pertama dari tiga bersaudara itu kini sudah menjadi cewek mandiri.
Meta Fahtima Siregar, nama Ibu Syasa.
Fahrial, nama ayah Syasa.
Veby Alia, nama adik pertama Syasa.
Teza Pratama, nama adik kedua Syasa.
Selesai lulus SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) jurusan Administrasi perkantoran di Medan, Syasa Apriyani yang kerap dikenal Syasa itu merantau ke Yogyakarta untuk bekerja. Tidak sendirian, Syasa ditemani oleh salah satu anak tetangga yang sudah bekerja tiga tahun disana.
Mereka tinggal di satu rumah kontrakan. Namanya Muthia Siregar. Karena ibu Syasa memiliki marga yang sama dengan Muthia, mereka sudah dekat layaknya saudara.
"Kak Muthia, Syasa pergi kerja yaa.."
"Iya, hati-hati dik."
Satu tahun bekerja di pabrik mainan, Syasa memutuskan kuliah di tahun berikutnya. 2015 tepatnya, Syasa mendaftar sebagai MABA (Mahasiswa Baru) di salah satu Universitas swasta di Yogyakarta. Ia mengambil FK-Ekonomi program studi Manajemen.
Syasa memilih kelas regular malam. Paginya ia bekerja.
"Sya, kita satu kelompok." ucap mahasiswi di samping kursinya.
"Hehehe.. Iya. Tapi kita kerja kelompoknya hari minggu aja ya."
"Iyaudah, gakpapa kok. Yang penting tugas kita selesai."
Hari Minggu, Syasa libur bekerja. Jika tidak ada tugas, hari itu ia gunakan untuk istirahat.
Tidak banyak teman Syasa di kelas. Hanya empat mahasiswi dan paling dekatnya dengan salah satu diantara mereka. Namanya Mia Suryaningsih, asli orang Yogyakarta yang tiap Syasa libur sering mengajak Syasa ke rumah sekedar main dan makan masakan mama Mia.
Syasa anak sulung dari keluarganya. Ayah Syasa hanya pekerja wiraswasta di pabrik kayu. Walaupun ia kuliah sambil bekerja, Syasa juga tiap bulannya mengirim uang ke rekening ayah hitung-hitung untuk bantu belanja.
•••••
Juni, 2018.
Hari terakhir UAS semester enam. Syasa pulang larut malam. Muthia selalu menunggunya sambil menonton sinetron favoritnya.
"Assalamualaikum kak.." Syasa membuka pintu dan mengunci dari dalam.
"Waalaikumsalam.." balas Muthia. Cewek itu menghapus wajahnya. Scene romantis membuat Muthia tersentuh. Airmatanya sampai menetes. Dia buru-buru menghapusnya.
"Baru pulang sya?" tanya Muthia melihat Syasa menaruh sepatu.
"Iya kak."
"Gimana UAS hari terakhir?"
Syasa mendaratkan bokongnya disofa yang berdempetan dengan Muthia. Ia menyandarkan kepala. "Melelahkan dan melegahkan kak."
Terlihat wajah lesuh Syasa malam itu. Untuk membuatnya kembali bersemangat, Muthia menawarkan sebuah tantangan.
Syasa membetulkan posisi duduknya. "Tantangan apa kak?" tanyanya, sambil melepas kunciran rambutnya. Menaikkan volume kipas angin, ia merasa gerah.
"Kakak masak mie goreng pedas. Kita tantangan makan mie. Siapa yang duluan habis, yang kalah harus diberi hukuman dengan membelikan paket internet yang menang. 25 GB. Gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SYASA (SELESAI)
Romance18+ Nikah di jodohkan emang sudah biasa✔ Nikah tanpa cinta juga sering terjadi✔ Tapi bagi Syasa semua itu tidak diinginkan. Walau dijodohkan dan nikah tanpa cinta, bukan berarti pernikahan untuk status dan bercerai. "Aku menyerah," •••••••••••...