Bagian-71

3.5K 149 4
                                    

Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪


Syasa memukul bantal. "Ihhhhhh!!!" Geramnya. Entah kenapa saat melihat Kalisa naik diatas motor Bara tadi siang membuat Syasa kesal.

"Katanya mau perbaiki. Tapi kenapa deket sama perempuan lain. Ihhhhhh!!" Wajah Syasa memerah. Apalagi melihat Kalisa memegang pundak kanan Bara. "tuh laki-laki juga main Terima aja. Ditepis kek tangannya. Atau apalah, ihhhhh!!!"

Syasa tidak keluar rumah sore ini. Ia masih terus membayangkan Bara dan Kalisa. Apalagi mereka menginap di hotel yang sama.

"Kalisa emang cantik? Bahkan cantik dari aku. Tapi kan..." Mata Syasa menatap tajam foto Bara yang masih tersimpan di galeri nya. "mata keranjang!!"

Tanpa Syasa sadari, sejak belasan menit lalu, Clara berdiri di dekat pintu menonton kekesalan Syasa. "Bener kan dugaanku." Batinnya. Sejauh apapun Syasa pergi, perempuan ini masih cinta sama Bara. Sebuah ide melintas di pikirannya, Clara mengetuk pintu dan mendekati Syasa.

Clara duduk disamping Syasa. Perempuan itu pura-pura merapikan sarung bantal. "Kenapa mbak?"

"Kenapa apanya ra?"

Clara menunjuk bantal. "Clara liat... tadi mbak pukul-pukul bantal. Emangnya kenapa mbak?"

"Ngakpapa ra,"

"Bener mbak?"

Syasa coba tersenyum. "Ya ra,"

Clara mengangguk. Ia bersandar di bantal guling. "Mbak?"

"Kenapa ra?"

"Sebelumnya Clara mau nanya dulu nih.."

"Nanya apa?"

"Mbak benci atau sayang sama Bang Bara?"

"Benci lah!" Jawabnya.

Clara menepuk tangan. "Bagus deh mbak,"

"Emangnya kenapa ra?" Syasa mulai kepancing dengan pertanyaan Clara.

"Gini mbak.." Clara membenarkan posisi duduknya. "Clara cuma mau kasih tau mbak aja nih. Kalau sebenarnya Kalisa suka sama bang Bara.." Jelas Clara mendapat respon begitu wow dari Syasa.

"KAMU SERIUS RA? DIA UDAH NYATAIN PERASAANNYA KE BARA? BARA NERIMA DIA? JADI MEREKA PACARAN SEKARANG?"

"Huusttt!!" Clara mengelus punggung Syasa. "tenang dulu mbak."

Syasa menghembuskan napasnya. Ia sudah tidak sabar menunggu kelanjutan dari cerita Clara.

"Jangan teriak-teriak mbak, nanti Kak Muthia dengar."

Kepala Syasa mengangguk. Clara menutup pintu dan kembali duduk diatas tempat tidur.

Clara pun menceritakan apa yang ia lihat selama Kalisa bersama Bara. Bukan maksud mencari kegaduhan. Cuma, Clara ingin tau sejauh mana cinta Syasa ke Bara dengan melihat tingkat kecemburuannya.

"Ya.. Walau Kalisa teman Clara. Tapi, soal cinta Clara ngak bisa ikut campur mbak. Cinta bisa ke siapa aja, bahkan ke laki-laki yang sudah menikah. Gitu lah yang dialami Kalisa."

Syasa melamun. Ia sudah membayangkan wajah Bara yang sedang ia tampar-tampar. "Awas aja kamu bar!!"

Clara mencubi pipi Syasa membuat lamunan perempuan itu buyar. "Lagian mbak ku sayang kan ngak cinta lagi sama Bang Bara. Jadi ngak usah dipikirin ya mbak. Kalau mau ikhas, ikhlasin aja Bang Bara sama Kalisa."

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang