Bagian-32

4.7K 147 0
                                    

Yok dibaca
Yok di vote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪

Suara alarm berdering. Syasa terpelonjat kaget dan langsung terduduk. Pandangannya masih samar-samar akibat matanya yang membengkak. Ya, Syasa menangis malam itu. Menangisi betapa bodohnya ia mempertahankan pernikahan yang jelas-jelas menyakiti dirinya.

"Huh!" Syasa mencoba senyum dan menguatkan dirinya. "H-3 dari batas waktu yang aku janjikan kepadanya." siap ngak siap, aku akan tagih janji itu kepada Bara.

Syasa turun dari tempat tidur, mengambil pakaian kotor dan membawa nya ke kamar mandi. Melaksanakan tugas seorang istri yaitu mengurus rumah. Memastikan rumah bersih dan rapi walau berbanding terbalik dengan kondisi pernikahannya.

Langit berganti terang. Matahari pagi sudah menampakkan dirinya. Syasa sudah selesai pakaian dan memasak. Kini saatnya menyiapkan bekal dan sarapan di meja makan. Pagi itu Titan akan datang. Laki-laki itu baru saja pulang kerja, pasti dia belum sarapan.

Tepat saat Syasa sedang pakai sepatu diruang tamu, Titan mengetuk pintu dan memanggil nama Syasa.

"Masuk aja tan. Pintunya ngak dikunci."

Titanpun masuk. Laki-laki itu masih memakai jas putih dan celana hitamnya menegur Syasa. "Kerja sya?"

"Ya tan."

Titan menghampiri Syasa yang duduk di sofa. "Udah liat Bara sya?"

"Belum tan,"

"Loh, kenapa?"

"Ya, Titan tau sendirilah alasannya."

Titan meletakkan tas kerja di atas meja dan masuk ke kamar Bara. Diliatnya Bara masih tertidur lelap memakai selimut.

"TAN, SYASA PERGI DULU YA!" teriak Syasa di depan kamar Bara.

"Ngak mau liat Bara dulu sya?"

"Ngak deh tan. Syasa mau berangkat kerja aja langsung."

"Yaudah, hati-hati sya. Nanti aku kabarin kau ya?"

"Ya tan."

Selepas kepergian Syasa yang dijemput oleh Wawan. Titan menepuk pipi Bara. Sudah terlalu lama Bara tidur. Saatnya dia bangun dan menyegarkan dirinya.

"Bangun woy!"

Bara mengerjapkan matanya. Laki-laki itu merasa sempoyongan di kepalanya. "Ngapain kau?" tanya Bara belum sadar sepenuhnya.

Titan mengeluarkan susu hangat yang ia beli di jalan dan langsung diberikan ke Bara. "Minum ini dulu."

"Aku ngak mau!" tolaknya.

Titan memaksa Bara seperti anak kecil. "Kau mabuk kemarin malam. Jadi minum susu ini, terus kau mandi, biar segar."

"Aku mabuk?" tanya ulang Bara.

"Yaiya bambang!" geram Titan.

Bara meminum susu tersebut dan mengikuti arahan Titan. Kepalanya masih terasa sempoyongan, apalagi saat jalan menuju kamar mandi.

"Jangan buat susah. Kalau mau mabuk, tanggungjawab sendiri. Jangan buat repot orang lain!" celetuk Titan membantu Bara menuju kamar mandi.

Menunggu Bara selesai mandi, Titan menjawab telepon dari mama nya. Mamanya menyuruh Titan memperkenalkan calon istrinya. "Boro-boro calon istri. Calon pacar aja ngak punya."

Bara terlihat segar dengan kaos putih dan celana panjangnya. Laki-laki itu menghampiri Titan di meja makan.

"Gimana? Udah ingat siapa kau? Siapa aku? Siapa dirimu? Apa statusmu? Apa yang kau lakukan kemarin malam? Ap--"

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang