Bagian-61

3.1K 128 9
                                    

Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪


Terpaksa. Bara terpaksa keluar kamar di jam sepuluh malam disaat pulsa dan paket internet habis. Dua hal itu sangat penting bagi Bara.

"Jangan gengsi bar!" Batinnya. Bara menghampiri satpam dan bertanya konter yang menjual paket internet disana.

"Ada pak. Di depan kampus Pelita Jaya sana pak."

Bara garuk-garuk kepala. "Kalau jalan kaki jauh ngak pak?"

"Lumayan lah pak,"

"Hmm.. Boleh saya minta tolong bapak buat antarkan saya sebentar kesana?"

Satpam hotel mengiyakan permintaan Bara. Dengan menaiki motor merk supra, Bara diantar kesana. Berjarak lima kilometer, sampailah Bara di depan konter yang di sampingnya ada sebuah cafe.

"Mbak, beli voucher internet..." Saat memesan paket internet nya, pandangan Bara tertuju kepada kampus Syasa. Jantungnya berdegup kencang. "Besok aku ketemu kamu ya sya..." Batinnya di akhiri dengan senyuman.

Mengenai kuliah Syasa, Bara tidak terlalu banyak tanya saat mereka bersama. Yang Bara tau, Syasa kuliah dan sedang cuti, itu saja. Mengenai siapa teman kampus dan jurusan apa Syasa, Bara tidak terlalu dalam mempertanyakannya.

Setelah selesai, Bara segera kembali ke hotel. Ia memberikan uang tip untuk satpam tersebut karena sudah mau menolongnya.

Sebelum naik ke kamarnya, Bara mampir ke cafe hotel. Minum kopi sebentar sepertinya tidak masalah. Lagian Bara tidak bisa tidur membayangkan hari esok.

Bara duduk di pinggir cafe. Terhitung enam pengunjung yang ada disana. Kopi hangat pesanan Bara telah tiba.

"Makasih," Ucapnya.

Bara menyesap kopi tersebut. Pandangannya tertuju ke walpaper ponsel. Disana ada foto Syasa yang sedang tersenyum. "Kangen banget liat kamu senyum begini syaa.."

Musik piano di cafe membuat kenangan Bara dan Syasa berputar di pikirannya. "Hidup itu emang adil ya sya. Dulu kamu yang berusaha mempertahankan rumah tangga kita, dan sekarang, akulah yang harus mempertahankan rumah tangga kita." Kepala Bara mengangguk. "Berat sya, berat banget. Tapi aku ngak mau putus asa. Gimana pun caranya, kamu dan aku harus kembali lagi sya. Aku butuh kamu sya.."

"Maaf mas," Tegur seseorang yang berdiri di samping Bara. Lamunan Bara akan Syasa langsung hilang.

Bara mendongkak, ia mendapati seorang perempuan dengan gaun warna cokelat dan rambut di gerai tersenyum ke arahnya. "Ya.."

"Ada liat flashdisk saya disini ngak? Tadi sebelum masnya duduk, saya duduk disini."

Bara melihat ke meja dan menggeleng. "Ngak ada,"

"Beneran mas?" Tanya perempuan itu kembali sambil memeriksa meja tersebut.

Bara berdiri dan mempersilahkan perempuan itu mengecek dibawah meja.

"Ngak ada ya.. Ihhh.." Seru perempuan itu sambil garuk-garuk kepala.

Bara hanya diam sambil melihat ke sekitar.

"Padahal itu penting banget lagi, tugas makalah sepupu saya qada disana."

Bara tidak bisa menjawab karena diapun tidak tau apa-apa.

"Mas nya punya laptop?" Tanya perempuan itu ke Bara.

"Ada,"

"Pinjam boleh ngak? Saya tinggal di hotel ini. Besok saya mau ke kampus sepupu saya, tuh di Pelita Jaya. Malah sepupu saya persentasenya pagi lagi."

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang