Bagian-40

5K 147 4
                                    

Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪

Hoammm..

Cahaya yang menyelinap dari balik jendela menyilaukan kedua pasang suami istri tersebut masih tertidur dengan selimut yang menutupi kedua tubuh mereka.

Hmm..

Perlahan kedua mata Syasa terbuka. Samar-samar ia melihat dada bidang Bara. Tangan kirinya mengusap-usap perut Bara yang tidak memakai baju.

"Ha?" Pekiknya. Syasa melihat ke wajah Bara. Laki-laki ini masih terpejam sambil tangan kanannya memeluk pinggang Syasa.

"Bar?" Syasa mendorong dada Bara.

Bukannya menjauh, masih tetap terpejam Bara malah mengeratkan pelukannya.

"Bara, lepas!" Ucap Syasa kembali.

Bara menjadikan Syasa seperti guling. Tidak melepaskannya sama sekali.

"Iss.."

Syasa semakin dibuat terkejut saat merasakan hal aneh dibawah. Tubuh nya dan tubuh Bara sangat lengket. Saat ia melihat ke bawah selimut yang menutupi seluruh tubuh mereka, betapa kagetnya ia saat tau kalau dirinya tidak memakai pakaian. Dan Bara?

"BARA!" Syasa memukul dada Bara. "Kenapa kamu?"

Kedua mata Bara terbuka, bukan marah dia malah terkekeh dan semakin menarik Syasa mendekat.

"Itu hukuman untuk kamu, hehe.. " Ucapnya.

"Iss..."

"Bukannya kamu menikmati hukuman itu hum?"

"Ngak sama sekali!" Sanggah Syasa.

"Yakin?" Goda Bara.

"Ya!"

"Kalau aku lakuin saat ini, yakin kamu ngak menikmati."

Spontan Syasa mengigit dada Bara dan pelukan pun terpelas. Syasa duduk dan mengambil jarak dari Bara.

"Apa-apaan kamu?!" Kesal Syasa.

Bara menyeringai menatap Syasa. Perempuan itu menarik seluruh selimut dan membiarkan tubuh telanjang Bara terlihat.

"Yakin?" Goda Bara kepada Syasa.

"Dasar mesum!"

Tanpa memperdulikan rasa sakit di pangkal paha nya, Syasa meninggalkan Bara dan masuk ke kamar mandi menyegarkan tubuhnya.

"Bara benar-benar bahaya.."

••••••

Sarapan menjadi hal penting bagi keluarga kecil Syasa. Tiap pagi Bara meminta Syasa menyiapkan sarapan sesuai seleranya, kadang soto ayam, nasi goreng, roti bakar dan menu lainnya.

Syasa sudah siap di meja makan dan menunggu Bara turun. "Dasar, keong!" Gerutu Syasa ketika melihat Bara turun. Laki-laki itu terlihat tampan dengan setelan jas warna abu-abunya. Apalagi rambutnya yang masih basah membuat jantung Syasa berdegup kencang.

"What? Apa-apaan kamu Syasa?" Bicaranya dalam hati. Kepalanya menggeleng. "Ngak ada puji-pujian bagi Bara. Bara pantas nya di maki! Titik."

Bara duduk di samping Syasa. Laki-laki itu meletakkan tas laptopnya di atas meja dan menatap Syasa yang sedang mengambil sarapan untuknya.

"Ayamnya mau yang mana? Paha? Dada? Atau sayap?" Tanya Syasa.

Bara menggeleng dan menatap ke depan.

"Paha iya?" Tanya Syasa kembali.

Bara mengangkat kedua pundaknya.

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang