Dibutuhkan vote dan komentarnya💙
Sudah jam sembilan malam. Tidak hanya makan, Wawan mengajak Syasa berbelanja dan mengelilingi mall. Disana Wawan menceritakan tentang tantenya yang menyuruh untuk pindah ke Surabaya. Wawan akan diberi tanggungjawab sebagai pemilik cafe jika dirinya mau ke Surabaya.
Bergantian cerita. Syasa berusaha menjadi pendengar yang baik dan memberikan masukan sesuai apa yang ia pikirkan.
"Semua itu tergantung kamu," ucap Syasa sambil senyum.
Wawan mengangguk. "Aku tau, tante baik banget sama aku. Tapi aku merasa ngak enak terus-terusan dibantu sama mereka."
Bagaimanapun caranya, hasil yang kita peroleh dari jerih payah kita sendiri adalah yang terbaik.
Tiba di depan rumah Syasa. Wawan melihat pintu rumah Syasa terbuka.
"Ada orang didalam?" tanyanya.
"Mungkin dia."
"Oh."
Syasa turun dari mobil dan mengucapkan selamat malam kepada Wawan. Pertemenan yang membuat keduanya nyaman. Mobil Wawan perlahan menjauh dari rumahnya, Syasapun berjalan memasuki halaman rumah. Dilihatnya motor Bara terparkir disamping rumah dan bercak sepatu Bara di lantai.
"Apaan sih!" gerutu Syasa. Bercak itu sampai ke ruang tamu. Entah apa yang dilakukan Bara hingga mengotori rumah itu.
Pintu kamar Bara juga terbuka. Syasa dapat mendengar Bara yang memaki.
"Angkat!!"
Syasa melangkah pelan-pelan. Meletakkan tas dan mengambil sapu membersihkan lantai yang kotor. "Dasar!" beberapa hari lagi Syasa akan pergi dari rumah ini.
Bukan hanya bercak sepatu Bara, bantal sofa juga dibuang ke lantai, air minum tumpah ke lantai. "Hmmm.." harusnya Syasa sudah istirahat di kamar, dan sekarang dia harus membersihkan rumah itu.
Syasa tau Bara pasti gelisah dengan kabar kehamilan Nadia. Tidak seperti ini. Merusak beberapa perlengkapan rumahnya.
"Arrggghhh!!" teriak Bara. Laki-laki itu lalu keluar dari kamar, berjalan tergesa-gesa dan menutup pintu dengan membantingnya.
Syasa mengelus dada. Entah apa yang akan dilakukan laki-laki itu. Dia kelihatan sangat marah. Bahkan Bara belum mengganti pakaian kerjanya.
"Berharap pernikahan akan damai setelah terbongkarnya rahasia Nadia, hanya kecil kemungkinannya. Bara sangat mencintai Nadia. Mungkin saja laki-laki itu akan menerima anak yang dikandung Nadia, dan menceraikan diriku."
••••••
Motor Bara terparkir di depan kos Nadia. Laki-laki itu tidak membalas sapaan teman-teman Nadia.
"Bara kenapa?"
Rahangnya mengetat, matanya memerah, menatap lurus ke kos Nadia. Tangan kanannya mengetuk pintu Nadia dengan terburu-buru.
"Buka Nadia!"
"Bentar sayang.." sahut Nadia dari dalam.
Bara kalang kabut. Kepalanya serasa mau pecah. Apalagi saat Nadia membukakan pintu. Perempuan itu hanya memakai tanktop pink dan celana pendek. Dia mengumbar senyum dan memeluk Bara.
"Kamu datang? Kenapa ngak bilang?"
Bara berdecak. Menghela napas dan mencoba meredam emosinya. "Aku sudah telepon kamu, tapi kamu ngak angkat."
Nadia melepas pelukan dan mengalungkan tangannya dileher Bara. "Maaf sayang, hape aku silent. Banyak pakaian yang aku lipat tadi."
Bara tersenyum tipis dan mengangguk pelan. "Aku menginap malam ini disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
SYASA (SELESAI)
Romance18+ Nikah di jodohkan emang sudah biasa✔ Nikah tanpa cinta juga sering terjadi✔ Tapi bagi Syasa semua itu tidak diinginkan. Walau dijodohkan dan nikah tanpa cinta, bukan berarti pernikahan untuk status dan bercerai. "Aku menyerah," •••••••••••...