Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪Seperti pagi sebelum-sebelumnya, Syasa bangun di jam lima subuh. Namun ada hal yang berbeda dari sebelumnya, yaitu Syasa bangun tidur menatap wajah Bara yang damai. Suaminya tidur dengan terlelap sambil memeluk tubuh Syasa.
Dengan memandangi wajah Bara, dalam hati Syasa berkata. "Apa kamu serius ingin memulai dari awal?" ada keraguan saat Syasa mendapatkan pesan Nadia di ponsel Bara. "Jika ini cuma alasan membuat Nadia cemburu. Kenapa kamu lakukan hal itu kepadaku? Dan kenap--" Syasa tidak bisa lagi berkata-kata. Perlahan ia melepas pelukan Bara di perutnya dan turun dari tempat tidur.
Kali pertama bagi Syasa mencuci pakaian Bara. Kemudian masak untuk sarapan.
"Pagi?" sapa Bara yang barusaja bangun dan mencium puncak kepala Syasa.
"Pagi,"
"Sarapan apa hari ini?"
"Nasi goreng,"
"Oh oke,"
Setelah itu Bara masuk ke kamar mandi. Selagi Bara mandi, Syasa menyajikan sarapan di meja makan lalu bersiap-siap untuk kerja. Ini akan jadi hal baru bagi semua orang di kantor, termasuk rekan-rekan di ruangan.
Saat sedang sisiran, ponsel Syasa berdering. Panggilan masuk dari Wawan.
"Kamu udah siap?"
Syasa diam sejenak. Ia masih ingat perkataan Bara yang memutuskan agar mereka pergi dan pulang kantor bersama.
"Maaf, sepertinya kamu ngak lagi jemput aku."
"Loh, kenapa?"
"Aku akan pergi sama Bara."
"Bara?"
"Ya,"
"Bukannya kam--"
Ucapan Wawan dipotong Syasa karena Bara sudah masuk ke kamar. Hanya melilitkan handuk menutupi bagian bawahnya, Bara terlihat sangat seksi. "Ha? Seksi? Ngak, ngak sya, sadar!"
"Nanti di kantor aku jelasin. Daahh." Syasa memutuskan panggilan itu sepihak dan menenteng tas kerjanya.
"Kamu mau kemana?" tanya Bara ketika melihat Syasa buru-buru keluar.
"A--aku udah selesai."
"Buru-buru banget," ucap Bara tersenyum nakal menatap kegugupan Syasa.
"Ya..ngakpapa." Syasa langsung keluar begitu Bara ingin menghampirinya.
"Huhh!" lega rasanya. Syasapun turun dan menyiapkan bekal untuk dirinya di kantor.
Semuanya berjalan dengan normal. Tapi tidak dengan jantung Syasa yang deg-degan tiap kali tangan Bara sengaja menyentuh tangannya. Apalagi saat sarapan tadi. Bara bahkan meminta Syasa menyuapinya.
"Dasar manja!"
Kini mereka sedang di perjalanan menuju kantor. Bara bahkan sengaja mengerem mendadak agar Syasa berpegangan dengan pinggangnya. Hingga tiba di parkiran pabrik, seluruh mata menjadikan mereka tontonan. Berbisik-bisik kala Bara mengandeng tangan Syasa masuk ke kantor.
"Pagi pak?" sapa pegawai bagian administrasi.
"Pagi," sapa Bara dengan ramah.
Memasuki lift, Syasa sedikit risih dengan Bara yang terus mengandeng tangannya.
"Aku bisa jalan sendiri," seru Syasa.
"Aku tau." jawab Bara.
"Yaudah, lepasin tangan kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SYASA (SELESAI)
Romansa18+ Nikah di jodohkan emang sudah biasa✔ Nikah tanpa cinta juga sering terjadi✔ Tapi bagi Syasa semua itu tidak diinginkan. Walau dijodohkan dan nikah tanpa cinta, bukan berarti pernikahan untuk status dan bercerai. "Aku menyerah," •••••••••••...