Bagian-38

4.1K 138 2
                                    

Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪

Sudah jam lima sore. Syasa masih belum selesai menginput data ke komputer. Dia dibuat terburu-buru karena rekan yang lainnya sudah lebih dulu pulang. Pintu ruangan terbuka. Bara masuk dan mendekati Syasa.

"Belum selesai?"

"Belum," jawab Syasa tanpa memandang Bara.

Bara mengambil kursor komputer dan menyuruh Syasa berhenti. "Besok lanjut lagi,"

"Ngak bisa!"

"Ngak bisa gimana?" Bara dan Syasa saling pandangan. "ini data akan di lampirkan tiga hari lagi. Untuk apa dikerjakan sekarang?"

"Ya tap--"

Bara lebih dahulu men-save pekerjaan Syasa dan men-shutdown komputer. "Ayo pulang?"

Syasa pasrah digenggam Bara keluar dari kantor. Sampai di depan kantor, mereka berpapasan dengan Wawan.

"Aku tunggu disini," ucap Syasa melepas genggaman Bara.

"Jangan nakal!" bisik Bara sebelum ia pergi ke parkiran mengambil motornya.

"Hmm.."

Setelah Bara pergi, Syasa mendekati Wawan. Menayakan kabar Wawan untuk basa-basi. Bagaimanapun, Syasa tidak mau hubungannya dengan Wawan menjadi musuhan.

Wawan membuka pembicaraan dengan bertanya, "Kamu belum pulang?"

Syasa menggeleng lemah sambil senyum. "Kamu kenapa belum pulang juga?"

"Nunggu tante. Tante mau ketemu aku disini."

"Tante kamu datang?"

Wawan senyum dan mengangguk.

"Kenapa ngak bilang aku?"

"Kamu sibuk seharian ini."

Syasa menepuk keningnya. "Nanti malam aku mau video call sama tante, boleh kan?"

"Emang kamu di bolehin sama Bara video call dengan orang asing?"

Syasa tertawa kecil. "Ya boleh dong. Dia ngak ada hak larang-larang aku."

"Oke deh,"

Barapun tiba di depan mereka. Laki-laki itu memakai helm dan terlihat jengkel begitu sampai melihat Syasa dan Wawan akrab sambil tertawa.

Syasa naik ke belakang motor Bara dan melambaikan tangan ke Wawan.

"Hati-hati.." ucap Wawan.

Disepanjang jalan, hanya ada keheningan. Bara tidak bersuara, begitupun dengan Syasa. "Ngak ada yang salah kan? Terakhir baik-baik aja kok." batin Syasa.

Sampai di depan pagar, Syasa lebih dulu turun dan membukakan pagar. Bara masuk dan mendorong motornya ke garasi rumah.

Syasa lebih dulu ke dapur. Ada piring kotor bekas sarapan yang belum ia bersihkan. Selain itu, Syasa juga masak untuk makan malam. Hanya ayam goreng dan sambal sebaik lauk malam itu.

"Kamu deket banget sama Wawan?" suara Bara yang tiba-tiba saja sudah ada dibelakang Syasa. Laki-laki ini menatap serius Syasa.

"Seperti yang kamu liat," jawab Syasa.

"Berjarak dong. Kan kamu tau, kita sedang memulai semuanya dari awal."

Sambil memasak sambal di wajan, Syasa menjawab ucapan Bara. "Aku sama Wawan hanya teman. Lagian ngak ada yang spesial antara aku sama dia."

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang