Bagian-65

3.4K 111 9
                                    

Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪



Jeda selama seminggu. Selama itu Bara terlihat gusar. Ia berkeliling hotel dan terus mencari kabar Syasa dari Kalisa ataupun Clara.

Tepat dihari itu juga, Titan akan datang ke Yogyakarta. Sesuai janjinya, ia sudah mendapat izin cuti selama seminggu.

Kini Bara sedang turun dari hotel dan menjemput Titan yang sudah sampai di depan hotel. Laki-laki itu meminta dijemput, padahal Bara telah memberi tau nomor kamarnya.

Dari kejauhan Titan tersenyum dan melambaikan tangan. Bara geleng-geleng kepala. Tingkah Titan sangat memalukan.

"Bara i miss youu..."

Bara mendelik. "Jangan buat malu tan!"

Titan cengar-cengir, "hehehe.. Yok ke kamar Bar? Aku cape nih."

"Hmm..."

Bara mengajak Titan ke kamar. Ia telah menyajikan makan siang untuk Titan dan membiarkan laki-laki itu untuk istirahat. Sebab nanti malam, dia dan Titan sudah janjian di cafe hotel untuk membicarakan tentang bagaimana cara Bara bisa bertemu Syasa.

"Kalisa cantik ya bar," Seru Titan memandang foto profil WA Kalisa.

"Hmm..."

"Udah punya pacar ngak?"

Bara menatap malas Titan. "Bukan urusan aku buat nanya-nanya dia!"

Titan mencebikkan bibirnya. "Hm, payah kalau ngomong sama orang yang lagi sakit hatinya."

Bara melempar bantal ke Titan. "Ngak waras!"

Titan menepuk dadanya. "Ngak waras gini, tapi udah bantuin kau sampe kesini kan?"

"Hmm, yalah tuh."

Bara sedang menunggu kabar dari Kalisa. Namun tidak kunjung dapat.

"Tan, coba kau telepon orang itu!"

Titan langsung berdiri. "Aku telepon Kalisa aja ya. Kalau Clara udah punya doi dia. Heheheh.."

"Suka kau!"

Meninggalkan Titan yang sedang berusaha menghubungi Kalisa, Bara kembali menatap pemandangan luar dari balik jendela kamarnya. Ia menghirup udara dan menghembuskannya. "Sya, aku ngak bisa nahan perasaan dan diriku buat ngak ketemu kamu. Kenapa sih sya? Kalau kamu marah, ya luapkan ke aku. Ngak harus kamu jauhin aku begini. Kita ceritain baik-baik sya, ngak gini caranya. Bukan nyelesain masalah, kamu malah mempersulit masalah sya."

Bara memijat keningnya. "Aku cape sya. Tapi kalau aku menyerah, aku lebih bodoh lagi sya..."

Lamunan Bara beberapa menit saja buyar karena Titan meneriaki namanya.

"Kenapa?" Tanya Bara.

"Orang itu udah di cafe." Beritau Titan sambil merapikan rambutnya.

"Yaudah, ayo."

"Wait, bar." Titan berlari ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Ia tidak mau kelihatan kucel di depan Kalisa.

"Kalau lama, kau kutinggal!" Ancam Bara membuat Titan buru-buru.

Bara dan Titan keluar dari kamar dan berjalan menuju cafe. "Ngak kesabaran kali sih bar! Ngak liat apa, aku lagi merapikan tampilan aku supaya Kalisa terkesan.." Celoteh Titan di jalan.

Bara geleng-geleng kepala. "Basi!"

Bara dan Titan sudah sampai di depan cafe. Mata Bara menangkap dua perempuan yang kini senyum ke arah mereka.

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang