Bagian-18

3.1K 119 1
                                    

Dibutuhkan komentar dan vote kalian💙


Waktu terus berjalan, sudah sebulan dua hari Syasa bekerja disana. Gaji pertama sudah ia dapatkan. Sesuai rencananya, Syasa memberi separuhnya ke Meta. Membelikan baju untuk Pani, Ririn dan Bella. Mentraktir Wawan makan, sisanya ia simpan di rekeningnya.

Pagi itu Syasa diantar oleh Teza. Teza sedang libur dan ingin mengantar kakaknya.

"Bang Bara udah pergi kak?" tanya Teza di luar pagar rumah Syasa.

"Sudah."

"Cepat kali kak."

"Ada urusan penting,"

Untuk kesekian kalinya Syasa bohong. Nyatanya Bara masih di rumah. Suaminya itu belum keluar dari kamar. Pulang larut malam bersama Nadia pastinya.

Di atas motor, Teza bercerita mengenai cowok yang beberapa kali datang kerumah menemui Veby. "Kakak tau, Kak Veby malah gak suka cowok itu datang. Aneh memang Kak Veby. Cowok itu lumayan lah wajahnya. Baik dan ramah juga."

"Pacarnya Veby?"

"Bukan kak. Kak Veby bilang itu teman kerjanya di restaurant."

"Ohh.. jadi Veby gak respon dia?"

"Sepertinya kak."

Terus bercerita mengenai Veby. Syasa ikut tertawa kala Teza bercerita mengenai Veby yang memilih ke sawah untuk menghindari cowok itu. Syasa tidak tau tentang itu, karena Veby belum cerita ke dia. Mungkin nanti malam kalau Syasa tidak cape dia akan menelpon adiknya itu.

Sampai di depan kantor. Syasa memberi uang lima puluh ribu ke Teza. Awalnya Teza menolak, tapi Syasa memaksa.

"Makasih kak."

"Iya. Hati-hati bawa motornya."

"Ya kak."

Setelah motor Teza berbelok di simpang dua itu, Syasa melangkah masuk ke kantor. Tepat di pintu masuk kantor terlihat balon-balon kombinasi warna putih dan biru. Di bagian dalamnya, beberapa pegawai mendekor dinding dan menyusun kalimat "SELAMAT ULANG TAHUN KE- 51 Thn"

Syasa mendekati salah satu pegawai dan bertanya untuk siapa semua itu. "Untuk Pak Direktur mbak. Hari ini beliau ulang tahun,"

Syasa mengangguk saja. Jarang sekali bertemu dengan Direktur dan orang penting di kantor itu. Pesan masuk dari nomor Bunga.

"Mbak Syasa ke ruangan aja dulu."

Syasa menaiki anak tangga. Membalas senyum mereka yang berpapasan dengannya di tangga. Sampai di ruangan Marketing ia meletakkan tas di meja. Narti memberi balon ke Syasa.

"Semuanya berkumpul di bawah," ucap Narti.

"Semuanya?" tanya ulang Syasa.

"Ya mbak. Seru pasti nih!" Nano sangat antusias. Ia bersama Rajab saling bertanya mengenai penampilan mereka.

"Kita duluan ke bawah ya?" Rajab meminta izin dulu ke Bunga. Lalu bersama Nano mereka turun ke lantai dasar. Sudah berkumpul pegawai dari ruangan Umum & SDM, ruangan Keuangan, ruangan Manajemen, dan lainnya. Security dan Office boy juga ikut memeriahkan acara dadakan tersebut.

"Liptint nya keliatan gak?" tanya Bunga ke Vivi.

"Kurang cerah warnanya,"

Bunga menarik lengan Veby, "Temanin ke toilet, ayooo.."

"Mbak Narti dan Mbak Syasa kita turun duluan yaaaa..." seru Vivi yang ditarik lengannya oleh Bunga.

"Iya,"

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang