Dibutuhkan vote dan komen kalian💙
Teman chat Syasa bertambah. Jeje dan Titan. Keduanya tidak absen menanyakan kabarnya tiap hari.
"Sya oh syaaaa"
"Iya, kenapa tan?"
"Di Instagram kau kok gak ada foto pernikahan kalian?"
"Emang harus ada ya?"
"Harus dong! Tau kan Bara sya, banyak fans di sekolah dulu."
"Karena banyak fans itulah, aku gak mau Upload fotonya."
"Sya oh sya, upload lah. Biar aku komen nih!"
"Pemaksaan ya tan. Hehehe, aku gak mau!"
"Huhuhu, padahal mau liat wajah Bara pas nikah gimana."
"Harus ya?"
"HARUS BANGET SYA!!"
Selain jadi teman chat, Titan juga banyak cerita mengenai sikap nakal Bara yang tidak diketahui oleh Syasa. Titan, cowok humble dan humoris. Bertambah sudah teman Syasa.
Semesta memang adil. Saat ia sedih, selalu ada saja alasan dia untuk senyum.
•••••
Hari senin, tanggal tujuh belas desember 2018. Jam setengah tujuh pagi, Syasa menatap dirinya di pantulan cermin. Pakaian kemeja putih dan celana hitamnya sudah ia kenakan. Rambut di kuncir satu, memakai pansus hitam, membawa tas selempang warna abu-abu, Syasa sudah siap untuk kerja di hari pertamanya. Sebelum pergi, sarapan terlebih dahulu. Bekal untuk makan siang juga sudah ia masukkan ke dalam tas.
Bara tidak ada dirumah. Lagi dan lagi, cowok itu tidak pulang. Mungkin Syasa akan bertemu di kantor.
Sedang sarapan, chat masuk dari Wawan. "Udah siap?"
"Udah, kenapa?"
"Aku di luar pagar nih. Jemput kamu."
Mata Syasa terbuka lebar. Sepagi itu Wawan menjemputnya. Syasa meneguk air minum, menyandang tas nya, kemudian ke luar. Benar saja, Wawan bersandar disamping mobilnya menatap ke rumah Syasa.
"Kamu kenapa jemput aku? Aku bisa naik ojek online," ucap Syasa sambil membukakan pagar. Syasa kembali menutup pagarnya. Pintu rumah juga sudah ia kunci. Sudah mematikan gas, lampu juga sudah. Syasa coba ingat-ingat sebelum ia berangkat kerja.
"Ayo, berangkat!" ajak Wawan.
"Gak kecepatan?"
Wawan tertawa kecil. "Gaklah. Ini udah jam tujuh. Perjalanan ke kantor dua puluh menit lebih kalau macet. Sampe kantor setengah delapan. Setengah jam lagi kita ngobrol-ngobrol." Jelas Wawan.
Syasa geleng kepala sambil senyum. Wawan emang pintar menjelaskan, jadi tidak heran kalau ia dipilih menjadi Wakil General Manager. Syasa duduk disamping Wawan, kemudian memasang seatbelt mobil.
"Kita berangkat?" tanya kembali Wawan.
Syasa membalas dengan sekali anggukan kepala. Dengan kecepatan sedang, pagi itu Syasa menjelajahi jalanan pagi. Sebulan belakangan ini, tiap pagi ia hanya di rumah. Mengerjakan tugas rumah. Belanja keseringan siang.
Diperjalanan menuju kantor, Wawan cerita mengenai pekerja di bagian marketing. Ada lima pekerja atau pegawai keseringan orang bilangnya. Narti, paling tua di bagian marketing, umur empat puluh dua tahun, memiliki dua anak. Vivi, umur dua puluh tiga tahun, masih sendiri, memiliki tubuh kurus, kulit sawo matang, makeup tidak pernah ketinggalan kalau ke kantor. Bunga, umur dua puluh tiga tahun, menjalin hubungan tanpa status dengan teman satu kerjanya, namanya Rajab. Rajab, umur dua puluh empat tahun, memiliki tubuh ideal, menjalani pola hidup sehat, suka sama Bunga tapi gak berani nyatain perasaan. Terakhir, namanya Nano. Cowok berusia dua puluh tiga tahun itu, memiliki tubuh kurus, tinggi, rambut keriting ciri khasnya, koleksi topi dan sering jadi bahan candaan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYASA (SELESAI)
Romance18+ Nikah di jodohkan emang sudah biasa✔ Nikah tanpa cinta juga sering terjadi✔ Tapi bagi Syasa semua itu tidak diinginkan. Walau dijodohkan dan nikah tanpa cinta, bukan berarti pernikahan untuk status dan bercerai. "Aku menyerah," •••••••••••...