Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪Semakin hari Syasa semakin sensitif dengan Bara. Apalagi liat Bara bonceng perempuan lain saat ngojek.
Kejadian itu tepat di depan mata Syasa. Ia baru saja bimbingan skripsi di kampus. Saat itu ia sedang menunggu angkutan umum di depan gerbang kampus.
Motor Bara melintas di depannya dengan tertawa bersama penumpang yang merupakan perempuan. Syasa dapat melihat bahwa perempuan itu tertawa lebar sambil memukul punggung Bara.
"BARA!!"
Sepanjang perjalanan pulang menuju kost, Syasa merenggut. Ia mematikan ponsel dan menyimpan di dalam tas. Hatinya menggebu-gebu dan ingin sekali menjambak rambut tebal Bara.
"Aku benci liat kamu ketawa sama perempuan lain!"
Jalan dari depan gang menuju kost, Syasa tidak memperdulikan sapaan beberapa teman kost yang ada di jalan. Ia benar-benar ingin mengamuk kepada Bara.
Syasa langsung masuk ke dalam kost dan mengunci pintu kost.
"Awas aja kamu BARA!"
Entahlah, Syasa sendiri tidak bisa mengontrol emosinya saat melihat Bara bersama perempuan lain. Apalagi melihat Bara begitu menikmati suasana dengan perempuan lain, termasuk Kalisa sekalipun.
••••••
Sampai sore Syasa menggurung diri di rumah. Ia tidak masak dan makan. Ia duduk diatas tempat tidur tanpa mau menyahut panggilan teman kost yang pasti di suruh Bara.
Ya, beberapa teman kost yang Syasa temani, juga ditemani Bara. Laki-laki itu meminta nomor mereka agar bisa memastikan Syasa baik-baik saja jika Bara sedang kerja.
"KAK SYASA?"
"KAKAK DI DALAM AMAN KAN?"
Syasa menutup telinganya dengan bantal. Tidak mau mendengar suara siapapun. Termasuk Bara. Ya, suara Bara sudah terdengar. Laki-laki itu kini meneriaki suara Bara sambil mengetuk-ngetuk pintu.
"SAYANG... BUKA PINTUNYA SYA?"
"SYA, KAMU BAIK-BAIK AJA KAN?"
"Terserah aku mau baik atau ngak! Kamu urus aja sana perempuan lain!" Gerutu Syasa.
"SYA? KAMU KENAPA SYA? SYA, AKTIFIN PONSEL KAMU SYA?"
Syasa geleng-geleng kepala. Biar saja semua orang menjadikan mereka tontonan. Biar teman-teman kost lainnya juga tau, Syasa tidak suka perempuan centil-centil itu mendekati Bara!
Suara ribut di luar sama sekali tidak di pedulikan Syasa. Sampai ia mendengar suara dobrakan pintu barulah Syasa berdiri. Jantungnya berdegup kencang. Apalagi saat Bara sudah berdiri di depan pintu kamar menatap dingin Syasa.
Keduanya masih menatap dari jauh. Jauh dari lubuk hati, Syasa takut dengan pandangan Bara saat ini, tapi ia kesal melihat Bara tadi siang.
Bara melangkahkan kakinya maju mendekati Syasa, dan Syasa memundurkan langkahnya sambil menggelengkan kepala.
"Ngak.. Ngak..." Serunya sambil menangis. Ya, semenjak hamil, Syasa jadi gampang menangis.
"Sana kamu!" Syasa melempar bantal ke arah Bara. Namun Bara tetap mendekati Syasa.
"Pergi kamu!!"
Bara langsung memeluk tubuh Syasa yang meronta-ronta. "Kenapa sya? Kamu kenapa? Aku salah apalagi?" Ucapnya dengan nada lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYASA (SELESAI)
Romance18+ Nikah di jodohkan emang sudah biasa✔ Nikah tanpa cinta juga sering terjadi✔ Tapi bagi Syasa semua itu tidak diinginkan. Walau dijodohkan dan nikah tanpa cinta, bukan berarti pernikahan untuk status dan bercerai. "Aku menyerah," •••••••••••...