Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪Jantung Bara berdegup sangat kencang saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.
"Huhh.." Helaan napas Syasa.
Bara melihat ke bawah, langkah kaki kanan Syasa yang lebih dulu keluar. Ini lebih mendebarkan daripada mengikuti ujian kenaikan sekolah.
Pandangan Bara naik keatas. Memandang perempuan yang kini sedang berdiri di depan pintu membersihkan mulutnya.
"Sya?" Panggil Bara.
Tatapan mereka bertemu. Mata Bara berbinar menatap wajah Syasa, bedahalnya dengan Syasa, perempuan itu melotot.
"Sy---"
"Pergi!" Usir Syasa.
Kepala Bara menggeleng. Bara dapat membaca gerak-gerik Syasa yang ingin kabur, segera ia menahan lengan kanan Syasa.
Kepala Bara menggeleng. "Ngak sya! Ngak! Kali ini kamu harus dengerin penjelasan dari aku."
Syasa menggebu-gebu, ia berusaha menepis tangan Bara. "Lepasin aku!!"
"Ngak sya!" Balas Bara dengan melotot menatap Syasa.
Mendengar suara langkah kaki yang menuju ke dapur, Bara menarik Syasa agar masuk ke kamar mandi. Ia mengunci pintu dan menjadi penghalang agar Syasa tidak keluar.
"Buka pintunya!!" Celetuk Syasa memukul pundak Bara.
Bara menggeleng, ia sama sekali tidak merasa sakit karena pukulan Syasa.
"Aku bilang, BUKA PINTUNYA!!" teriak Syasa. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia sama sekali tidak menyangkah jika ada Bara dalam acara ini.
Bara mengenggam kedua tangan Syasa. "Liat aku sya!" Pinta Bara.
Syasa membuang wajahnya. "Ngak! Aku ngak akan tatap bajingan seperti kamu!"
"Hina aku terus sya? Pukul aku terus sya? Maki aku terus sya? Lebih baik kamu luapkan semua kepadaku, jangan kamu pergi seperti ini sya."
Bara mengarahkan tangan Syasa ke pipinya. "Pukul sya, pukul aku sampai berdarah!!"
"Aku emang bajingan sya! Aku suami yang jahat ak---"
Syasa menghempaskan pegangan tangan Bara dan menampar wajah Bara berkali-kali. Air matanya menetes sambil berkata. "Kamu jahat! Kamu penipu! Kamu bajingan! Aku menyesal nikah sama kamu!!!" Luapnya.
Bara tak kuasa menahan air matanya, ia ikut menangis sambil mengatupkan kedua tangannya. "Maaf sya, maaf. Maafin aku."
Kini Syasa memukul dada bidang Bara. "Pergi kamu! Pergi yang jauh! Jangan ganggu aku! Aku benci sama kamu! Aku ngak mau liat kamu lagi!"
"Maaf sya, maaf.. Iss.. "
"Kamu ngak pantas dimaafin. Kamu pantas ditinggalkan, karena kamu terus menipuku! Kamu bodohi aku! AKU BENCI KAMU, BARA!!"
Syasa menghentikan pukulannya, napasnya ngos-ngosan, kedua matanya menatap manik mata Bara. "Untuk apa kamu kesini, huh?!"
Bara ingin memegang pipi Syasa, namun perempuan itu menepis nya.
"Aku mau minta maaf sama kamu,"
Syasa tersenyum tipis. "Coba kamu pikir, apa pantas kamu dimaafkan?!"
"Yaa, ak--"
Syasa memotong ucapan Bara. "Ngak kan? Untuk apa dimaafkan, kamu terlalu jahat bar! Jahat banget!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SYASA (SELESAI)
Romance18+ Nikah di jodohkan emang sudah biasa✔ Nikah tanpa cinta juga sering terjadi✔ Tapi bagi Syasa semua itu tidak diinginkan. Walau dijodohkan dan nikah tanpa cinta, bukan berarti pernikahan untuk status dan bercerai. "Aku menyerah," •••••••••••...