Bagian-35

5.1K 158 8
                                    

Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪

Apa ini garis start untuk memulai semuanya dari awal? Syasa menganggukan kepala. Menatap langit dari jendela kamar yang dulu ditempati Bara, Syasa tersenyum. Rasanya baru kemarin dia hancur membayangkan pernikahannya akan segera selesai, tapi semesta begitu cepat membalikkan keadaan.

Syasa terkejut kala pintu kamar terbuka. Bara yang hanya memakai handuk masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Masih saja kagetan," kekeh Bara. Laki-laki itu membuka lemari pakaian. Pakaian Bara masih tersusun rapi disana.

Syasa mengelus dada. Tidak mau membalikkan badan ke belakang. Bisa-bisa matanya ternodai melihat Bara yang sedang pakaian.

"Mama nyuruh kamu ke bawah buat makan malam."

"Ya,"

"Turun duluan aja. Aku masih pakaian."

Syasa berdecak. Justru karena Bara sedang pakaianlah ia tidak bisa keluar dari kamar.

"Selesai kamu pakaian," jawab Syasa.

"Kamu nungguin aku ya?" pancing Bara sambil senyum-senyum.

"Ngak!"

"Terus kenapa ngak turun duluan?"

Syasa menarik napas panjang. "Yaiya, aku nunggu kamu. Puas?!"

Bara hanya tertawa. Laki-laki itu sudah pakai celana dan tinggal mencari kaos saja.

"Masih aja grogi sama suami sendiri," sindir Bara yang berjalan mendekati cermin. Cermin ada disamping Syasa. Dan perempuan itu bisa bernapas lega saat tau Bara sudah pakai celana.

"Hummm.." responnya lalu keluar dari kamar meninggalkan Bara.

Syasa menemui Pani yang sedang meletakkan beberapa lauk ke meja makan bersama mbak.

"Adalagi yang mau dibawa ma?"

Pani mengelus pipi Syasa. "Udah semua sayang. Ayo, kita tinggal makan aja."

Syasapun duduk dikursi nomor dua di sisi kanan Pani. Kursi pertama pastinya untuk Bara. Diseberang sana sudah ada Saka, Ririn dan Bella. Keluarga harmonis itu sebentar lagi akan menyambut anggota baru. Ya, Ririn sedang hamil. Usia kehamilannya menginjak enam bulan.

"Lama bener!" celetuk Ririn kepada Bara yang barusaja datang.

"Humm.."

Barapun duduk. Syasa tanpa disuruh menyendokkan nasi dan lauk ke piring Bara. Pani, Ririn dan Saka senyum-senyum liatnya, apalagi saat Syasa menanyakan apa lauk yang Bara suka.

"Sayur bayam mau?"

"Mau."

"Sambal terasinya juga?"

"Ya."

Tidak sampai disitu, Ririnpun mulai mengoda mereka. "Kapan nih mama dapat cucu dari kalian?"

Pertanyaan itu sontak membuat mata Syasa mendelik. "Cucu?" jangankan berhubungan badan, pelukan saja Syasa sudah merinding.

"Doain secepatnya," jawab Bara.

Syasa mengerjapkan matanya menatap Bara dari samping. "Secepatnya katanya? Hey, bagaimana bisa?!"

"Dicoba malam ini aja bar," tambah Ririn.

Hampir saja Syasa keselek mendengarnya. Kepalanya terasa nyut-nyutan mendengar percakapan kakak beradik itu.

"Ide bagus,"

Uhuk..uhuk..

Syasa benar-benar keselek. Bara sigap memberinya minum dan mengusap-usap punggungnya. "Pelan-pelan," ujarnya.

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang