Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪Gerimis turun malam ini. Ya, ini sudah jam setengah sembilan malam. Syasa menggeliat dalam tidurnya. Ia duduk dan memegang kepala yang sedikit pusing gara-gara tidur dari siang hingga sekarang. Matanya menatap sekeliling kamarnya yang sudah rapi.
"Bara?"
Itu pasti. Syasa berdiri dan mencari Bara di dapur, namun laki-laki itu tidak ada. "Bar?" panggilnya, tapi tidak ada sahutan.
Syasa keluar kost. Pandangannya tertuju ke warung yang ada di samping pos satpam. Warung dikerubungi banyak anak kost yang mayoritasnya perempuan. Kening Syasa mengkerut saat mendengar gelak tawa Bara berasal darisana.
Sambil memegang pinggang, Syasa berteriak. "BARA!!"
Sontak semua mata tertuju kepada Syasa. Tawa Bara memudar melihat wajah marah Syasa. Bara langsung berdiri dan menyusul Syasa yang berlalu ketika berteriak memanggilnya.
"Sya..." bujuk Bara.
Syasa membanting pintu dan langsung masuk ke kamar. Ia duduk di atas tempat tidur sambil memeluk bantal.
"Sya..maaf, aku ngak tau kalau kamu udah bangun.." bujuk Bara berusaha mengenggam tangan Syasa.
Syasa menepis tangan Bara. "SANA!" teriaknya. "Sana kamu gabung sama perempuan-perempuan itu. Ketawa aja sana sama mereka, ngak usah peduliin aku!" tangis Syasa pecah.
"Sya..maaf, tadi aku itu..."
"Kamu itu emang laki-laki mata keranjang. Di deketin Kalisa, kamu mau. Di deketin anak kost, kamu mau. Bajingan kamu bar!"
Kepala Bara menggeleng. "Ngak gitu sya.."
"Terus gimana?" tanya Syasa. "Kalau kamu suka sama perempuan lain, yaudah sana nikahin aja mereka!"
Bara langsung memeluk Syasa, ia tidak peduli perempuan ini memukuli dadanya. "Ngak gitu syaa.." bujuknya.
Tangis Syasa pecah. "Kamu harusnya bisa ngertiin aku bar. Mood aku itu berubah-ubah. Apalagi liat kamu sama perempuan lain. Aku ngak bisa bar.."
Bara mengangguk. "Aku paham sya.."
"Jadi kalau kamu paham, kenapa kamu masih mau ketemu Kalisa, dan tadi..kamu itu laki-laki sendiri disana, pake ketawa-tawa pula disana.."
"Maaf sya.."
"Terus aja minta maaf, besoknya kamu lakuin lagi!"
Kepala Bara menggeleng. "Ngak sya, ngak."
Bara masih memeluk Syasa sambil mencium puncak kepalanya. "Maaf sya. Maaf..."
Syasa menangis tersedu-sedu. Entahlah, diapun tidak mengerti kenapa emosinya menggebu-gebu tiap kali Bara bersama perempuan.
Pelukan dilepas oleh Syasa. Dengan mata sembab, ia menatap Bara.
"Buatin aku mie goreng.."
Mata Bara membelalak. "Mie goreng?"
Syasa memukul paha Bara. "Buaatin sekarang. Aku mau makan mie goreng. Titik."
Bara langsung berdiri. "Aku buatin sekarang ya sayang. Kamu tunggu disini."
"Cepat! Jangan lama-lama."
Bara berlari kedapur dan memasak permintaan Syasa. Ternyata benar kata Titan, jika dirinya harus sigap menuruti apa permintaan istri yang sedang hamil. "Aku suka liat kamu begini sya. Kamu lucu. Hehehe.."
KAMU SEDANG MEMBACA
SYASA (SELESAI)
Romance18+ Nikah di jodohkan emang sudah biasa✔ Nikah tanpa cinta juga sering terjadi✔ Tapi bagi Syasa semua itu tidak diinginkan. Walau dijodohkan dan nikah tanpa cinta, bukan berarti pernikahan untuk status dan bercerai. "Aku menyerah," •••••••••••...