Bagian-12

3.4K 126 0
                                    

Tekan vote dan juga komentarnya🍁


Waktu begitu cepat berlalu. Sudah tiga minggu terakhir ini Syasa dan Wawan terus menjalin komunikasi. Sesekali Wawan mengajak Syasa ketemuan, namun Syasa tidak mau.

Mengenai Wawan, ia sudah dapat informasi Bara. Mengenai perselingkuhan Bara dengan Nadia. Wawan bahkan sengaja mendekati sekretaris Bara untuk mengorek-ngorek tentang Bara.

Wawan ingat betul saat ia dengan terpaksa dinner dengan sekretaris Bara. Bahkan rangkulan sekretaris Bara tidak lepas di lengan kiri Wawan.

"Kamu bahagia?" tanya Wawan.

"Bahagia sekali."

"Kalau kamu bahagia, aku juga bahagia." Sekretaris itu mencolek dagu Wawan. Cowok itu merinding. Sungguh, itu ia lakukan hanya terpaksa. Terpaksa mengumbar senyum ke sekretaris Bara tersebut.

Disaat seperti itu Wawan memancing sekretaris Bara untuk berbicara jujur.

"Kamu diundang di pernikahan bos kamu?"

"Pak Bara?"

"Huemm.."

"Gak pak. Nikahnya juga mendadak. Hanya keluarga saja."

Wawan mengendurkan dasinya. Menggeser duduknya sedikit agar ia bisa bernapas lega. "Terkesan disembunyikan ya?"

Nakal! Sekretaris itu merapat ke Wawan dan memeluk lengannya.

Wawan menarik napas panjang. "Sabar!!"

"Gak disembunyikan. Memang Mama bos minta acaranya privasi aja. Bapak juga gak di undang?"

Wawan mengangkat pundaknya. "Pastinya enggak. Kamu kan tau, saya tidak suka liat bos kamu itu."

Sekretaris itu tersenyum dan tertawa kecil sambil memainkan jemari tangan Wawan.

"Istrinya gimana?" Wawan sudah memasuki topik utama kenapa ia rela makan malam itu.

"Istrinya itu teman sekolah bos."

"Pacarnya?"

"Lebih tepatnya, teman pacarnya."

Ucapan sekretaris itu membuat kening Wawan mengkerut. "Maksudnya?" tanpa ditutup-tutupi Sekretaris itu menceritakan kenyataan yang ia ketahui dari beberapa saudara Bara yang memiliki hubungan dekat dengannya, pastinya sepupu-sepupu Bara dan dari kenyataan yang ia lihat sehari-hari di kantor.

"Bos selingkuh dengan mbak Nadia,"

"Selingkuh?"

"Ya, bos cinta sama mbak Nadia dan terpaksa menikah dengan mbak Syasa."

"Kenapa terpaksa menikah?"

"Saya tidak tau pak, yang jelas bos mencintai mbak Nadia bukan mbak Syasa."

Informasi membahagiakan atau tidak bagi Wawan? Satu posisi ia mulai tertarik dengan Syasa, disisi lain ia sudah dianggap sebagai teman oleh Syasa. Wawan tidak mau merusak salah satu diantaranya, agar ia tetap bisa dekat dengan Syasa.

•••••

Hari minggu, tanggal 2 Desember 2018. Wawan berkata kalau itu adalah hari ulang tahun almarhuma ibunya. Wawan anak tunggal. Ayah dan ibunya sudah lama meninggal. Wawan tinggal sendiri, tapi beberapa suadara sesekali berkunjung ke rumah. Wawan meminta Syasa untuk merayakan ulang tahun mamanya dengan mentraktir makan Syasa.

Jam tujuh malam, Wawan menjemput Syasa. Memakai gaun dibawah lutut, polesan makeup tipis, Syasa siap ikut Wawan malam itu.

"Kenapa gak siang atau sore aja?" tanya Syasa didalam mobil. Syasa tetap segan jika ia keluar malam. Walau Bara sekalipun tidak bakal peduli dengannya.

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang