Bagian-73

3.8K 146 1
                                    

Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪



Hari demi hari dihabiskan dengan cerita bahagia dari Bara untuk Syasa. Tiap hari ia selalu membuat Syasa tertawa. Membawa makanan saat pulang kerja, menjemput Syasa dari kampus dan membawanya jalan-jalan, mendatangi pasar malam, belanja susu ibu hamil untuk Syasa, membantu Syasa mengerjakan skripsi hingga Bara yang begadang tiap malam, menemani Syasa ngeprint bahkan membantu Syasa mencuci pakaian. Semua Bara lakukan untuk Syasa dan anaknya.

Berat badan Syasa naik sepuluh kilo. Perkembangan janinnya juga membaik. Syasa belum USG sebab ia ingin lakukan USG di bulan ke lima. Bara beberapa kali mengajaknya, tapi ia menolak.

"Udah di ACC sya?" Tanya Bara yang menunggu Syasa di pos satpam kampus. Syasa barusaja bimbingan dengan dosen pembimbing dua.

"Udah," Jawabnya sambil menunjukkan kartu kendali bimbingan.

"Setelah itu apa?"

Syasa duduk diatas motor Bara. "Barusan daftar sempro. Nanti dikabarin kapan jadwal sempro nya keluar."

"Sempro apa sya?"

"Seminar Proposal dari Skripsi bab satu sampai bab tiga di presentasi kan di depan dua dosen pembimbing dan dua dosen penguji."

"WOW!"

"Kenapa?"

Bara cengengesan. Tangan Bara turun mengelus perut Syasa yang sudah membuncit. "Nak, perjalanan mama kamu tinggal beberapa tahap lagi menuju gelar sarjana nya. Kamu yang kuat ya,"

Syasa senang melihat Bara yang terus berinteraksi dengan sang calon bayi. Bukan hanya itu, tiap malam sebelum tidur, laki-laki ini sering menyanyikan lagu anak-anak di samping perut Syasa sambil mengelus-elusnya.

Tangan Syasa menarik-narik baju Bara. "Beli es bar..." Rengeknya.

"Nanti kamu pilek sya."

"Satu aja. Yayaya? Habis itu kita pulang."

"Kamu suka ingkar kalau udah sampe di toko es nya."

Syasa tersenyum dan menggeleng kecil. "Janji. Hanya satu aja."

"Bener?"

"Ya Bara,"

Barapun menjalankan motornya dan mencari toko es kesukaan Syasa. Tidak mahal-mahal, Syasa lebih suka minum es di warung kecil pinggir jalan ketimbang es di mall-mall.

Kepergian Bara dan Syasa diliat oleh Kalisa dan Clara. Kedua perempuan itu berdiri di depan ruang kelasnya.

"Jangan sedih. Laki-laki baik masih banyak diluar sana," Seru Clara.

Kalisa tertawa kecil. "Ngak kok. Aku ngak sedih ra."

"Terus kenapa liatin mereka aja?"

Kalisa menghela napas. "Aku ikut bahagia melihat meraka ra."

Clara memeluk Kalisa dari samping. "Shopping ayo? Mana tau jumpa jodoh di mall?"

"Ayo!" Antusiasme Kalisa.

Seperti Kalisa, beberapa orang pasti sakit hati melihat orang yang ia kagumi sudah memiliki kebahagian yang lain. "Ughh!!" Begitulah hidup. Sebelum kamu menempatkan hati kamu ke orang lain, pastikan kalau yang akan kamu tempati tidak ada pemiliknya dan memiliki masalah di masa lalunya.

••••••

Bara benar. Syasa ingkar dengan janjinya. Ia meminta Bara membelikan tiga es dengan rasa jagung, vanila dan taro.

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang