Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪Benar-benar manja. Bara minta makan di suapin, mandi di mandiin, pakaian dipakaikan oleh Syasa, bahkan sekedar sisiranpun Syasa yang lakukan. Tapi tetap, semua berada di jalur yang aman, walau sesekali Bara nakal dengan mencium Syasa.
"Mau apalagi, huh?" Tanya Syasa setelah makan malam selesai.
"Kalau di pijat, gimana?"
Syasa menghela napas. "Yaudah, iya. Mau apa yang di pijat."
"Pundak sya, "
Syasa mengangguk dan pindah duduk di belakang Bara. Memijat pelan kedua pundak Bara.
"Sya?" Panggil Bara
"Apa."
Bara memutar pandangannya menatap ke Syasa. "Kok galak sih?"
Lagi-lagi Syasa menghela. Ia coba tersenyum dan mengubah cara jawabnya. "Ada apa suamiku?"
Bara membalas senyuman Syasa dan kembali ke posisinya. "Besok aku ke luar kota ya?"
Syasa memukul pundak Bara. "Apa-apaan kamu? Masih juga sakit udah mau ke luar kota!"
Kini Bara memutar posisi duduknya jadi berhadapan dengan Syasa. Syasa mendelik menatap Bara.
Kepala Syasa menggeleng. "Ngak bar, ngak!"
Bara memegang paha Syasa. "Sya," Suaranya melembut. "aku udah libur mendadak sehari aja tugas aku udah banyak. Apalagi aku ngak ikut pertemuan besok. Bisa-bisa aku dipecat."
"Bar.. Tap--"
Ucapan Syasa dipotong oleh Bara.
"Dengerin aku sya. Pencapaian aku yang sekarang banyak yang ngak suka sya. Sedikit aja itu, udah ngasih peluang bagi mereka yang ingin menjatuhkan aku sya. Pertemuan besok itu penting bagi aku. Apalagi aku manager yang harus menemani Pak Direktur menemui investor dari Jakarta sya."
Syasa menghela napas mendengarkan ucapan Bara.
Tatapan Bara melemah. "Aku ngak mungkin biarin karyawan biasa nemenin Bapak Dirut sya. Yang aku bilang bener kan sya?"
"Ya iya sih, tapi kamu kan--"
"Aku lagi sakit." Ucapan Bara dibalas anggukan kepala oleh Syasa. Bara memajukan tubuhnya meminta Syasa mengecek panas tubuhnya. "udah ngak panas lagi kan?"
Syasa mengangguk kecil. "Tapi perut kamu?"
Kepala Bara menggeleng. "Badan aku udah enakan sya. Kamu tenang aja ya,"
Syasa mengangguk kecil. Dan Bara membalasnya dengan senyuman lebar. "Makasih sya, makasih udah ngertiin aku."
"Ya." Jawab Syasa.
Bara merentangkan tangan. Segera Syasa memeluk Bara. Dalam pelukan itu, Bara berbisik.
"Kasih jatah malam ini ya sya," Bisiknya.
Sontak Syasa melepas pelukan dan melempar Bara bantal. "Ngak bar, ngak! Enak aja kamu!"
Bara melonggo. "Kan kita sama-sama enak sya."
Syasa merebahkan tubuhnya dan menutup seluruh badannya dengan selimut. "Ngak mau!" Tolaknya.
Bara menghela napas dan geleng kepala. "Sya-sya.. Masih aja gengsi. Aku tau, kamu juga mau kan?"
••••••
Serba dadakan. Syasa paling tidak suka itu. Subuh-subuh ia bangun dan menyiapkan pakaian untuk Bara bawa. Laki-laki itu akan menginap kiranya tiga hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYASA (SELESAI)
Romans18+ Nikah di jodohkan emang sudah biasa✔ Nikah tanpa cinta juga sering terjadi✔ Tapi bagi Syasa semua itu tidak diinginkan. Walau dijodohkan dan nikah tanpa cinta, bukan berarti pernikahan untuk status dan bercerai. "Aku menyerah," •••••••••••...