Bagian-25

4K 136 0
                                    

Dibutuhkan vote dan komentarnya💙


Sesuai jadwal yang ditetapkan, jam sembilan pagi ketiga perwakilan itu sudah tiba di kantor. Syasa pergi menggunakan ojek online. Wawan memaksa untuk menjemput, tapi Syasa menolak.

Perjalanan menuju ke Siantar hanya membutuhkan waktu tiga jam saja. Mereka menaiki mobil kantor. Sebelum pergi, Syasa menyempatkan diri menemui rekan kerjanya di ruangan.

"Nano pesan oleh-oleh boleh mbak?"

Vivi mengeplak kepala Nano. "Mbak Syasa kesana kerja, bukan holiday!" tegasnya.

"Ya kali aja kan, mbak Syasa ada waktu buat jalan-jalan disana."

Syasa tersenyum. "Kalau ada waktu, nanti Syasa beliin roti ganda oleh-oleh kas Pematang Siantar ya."

"Asikkk!! Makasih mbak."

Syasa lalu kembali ke depan kantor, disana sudah menunggu Bara, Wawan, Pak Direktur dan Supir yang akan mengantarkan mereka ke tempat peresmian cabang tersebut.

"Saya izin pergi pak," ucap Bara ke Pak Direktur.

"Baik pak. Semoga sampai dengan selamat ke tujuan ya."

Selain Bara, Wawan dan Syasa juga izin ke Pak Direktur. Biar bagaimanapun, mereka pergi membawa nama baik perusahaan. Ketiganya masuk ke dalam mobil, dengan Wawan disamping supir sedangkan Syasa dan Bara di kursi belakang.

Didalam mobil benar-benar hening. Hingga Wawan meminta supir menyetel lagu Tulus dengan judul "Andai aku bisa"

Wawan melihat ke kursi belakang dari kaca spion. Melihat Bara sedang sibuk dengan ponselnya, sedangkan Syasa memandang jalanan dari balik jendela. Senyum dibibir Wawan terbit, ia lalu memutar kaca spion agar hanya mengarah ke Syasa saja.

Syasa menyandarkan punggungnya di kepala kursi. Kepalanya miring ke kanan, melihat jalanan dari jendela. "Hmm." perjalanan sekitar tiga jam lebih ini akan menjadi perjalanan paling membosankan selama hidupnya. Waktu di Yogyakarta saja, tiap pergi bekerja, Syasa selalu naik bus. Walau dia sendiri tidak bersama Muthia, Syasa tidak merasa bosan seperti saat ini.

Ponsel didalam tasnya bergetar, segera Syasa ambil dan melihat Wawan mengirim chat kepadanya. Syasa langsung melihat ke depan, disana ada Wawan yang sedang melihah ke arahnya sambil menganggukan kepala.

Wawan
"Bosan?"

Syasa
"Bisa jadi,"

Wawan
"Sebelum peresmian dimulai besok, mau nemenin aku belanja kan?"

Syasa
"Emang acaranya besok?"

Wawan
"Ya. Kamu mau kan?"

Syasa
"Boleh😂"

Percakapan itu berlanjut hingga Syasa dan Wawan tidak lagi merasa bosan satu sama lainnya. Namun Syasa berdecak saat melirik ke Bara, laki-laki itu masih setia dengan ponselnya. Terus membalas chat yang sudah pasti dari Nadia.

Bukan hanya ada Wawan, Titan juga datang menemani kebosanan Syasa hanya lewat chat saja. Syasa menikmati hidupnya sekarang. Tanpa ada Bara pun nanti, ia tidak masalah. Karena selama pernikahan berlangsung, Syasa sama sekali tidak bergantung dengan Bara terkecuali statusnya saja.

"Aku menunggu. Waktu kamu bilang kita selesai.."

••••••

Lelah diperjalanan terbayarkan karena penyambutan dari beberapa pihak di hotel yang akan menjadi tempat penginapan Syasa, Bara dan Wawan malam itu.

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang