Bagian-33

4.6K 154 11
                                    

Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪

"Huh!!" lelah rasanya seharian merekap data ke dalam komputer. Belum lagi Syasa dan Narti harus bolak balik ke ruangan SDM.

"NANO CAPEE!!" teriaknya. Laki-laki itu menggeser kursinya ke meja Vivi. "Sayang..aku cape.." niat Nano ingin merengek manja dengan Vivi adalah suatu kesalahan. Perempuan itu menimpuk kepala Nano dengan botol minumnya.

"Sana no!!"

Bedahal dengan Bunga dan Rajab. Keduanya duduk di meja yang sama layaknya orang pacaran.

"Liat tuh mereka," tunjuk Nano ke Rajab dan Bunga. "mereka romantis tiap hari, dan kita??"

"Kita ngak akan pernah seperti mereka!" tegas Vivi menyampar tas dan berdiri.

"Kamu mau kemana?" cegah Nano.

"Mau pulanglah, masa nginap di kantor."

"Pulang bareng aku ya?"

"Ngak!"

"Aku traktir es cream gimana?"

Nano tau betul jika Vivi suka es cream rasa vanilla. "Dua ya?"

Senyum Nano merekah. Dia berdiri dan mengambil tas. "Ayo calon istri?" ajaknya.

"Ngak usah pegang-pegang!"

Nano dan Vivipun pulang duluan, disusul Rajab dan Bunga setelahnya. Tertinggal Syasa dan Narti. Kedua perempuan itu masih berbenah-benah.

"Banyak minum air putih sama istirahat ya. Mbak liat, seharian ini kamu menguap terus."

Syasa mengangguk. Tidak dapat dipungkirinya jika ia memang sangat lelah. Kemarin malam ia tidur cuma empat jam saja.

"Ya mbak,"

"Yaudah, ayo keluar?"

Sampai di depan kantor, Narti sudah di tunggu oleh suaminya. Hal seperti itu sedikit menyentak hati Syasa. Bagaimana tidak, suaminya satu kerjaan dengannya, tapi tidak pernah pulang atau pergi barengan.

"Kamu mau pulang?" suara Wawan yang tiba-tiba saja ada disamping Syasa.

"Oh, ya."

"Maaf ya. Kali ini aku ngak bisa nganter kamu, aku harus jemput tante."

Syasa tersenyum dan mengangguk. "Ngakpapa. Aku bisa pulang sendiri."

"Aku pesenin ojol aja gimana?"

"Ngak usah,"

Penolakan Syasa tidak diindahkan oleh Wawan. Laki-laki itu tetap memesankan ojol dan menunggu sampai Syasa pergi.

~~~~~~

Begitu cepat waktu berjalan. Pagi ketemu siang, siang ketemu sore, sore ketemu malam, dan besoknya begitu seterusnya. Sudah jam tujuh malam. Syasa sudah membereskan rumah dan memasak makan malam. Ketika pulang, ia tidak melihat Bara. Dari kabar Titan, laki-laki itu mengatakan kalau Bara berangkat ke kantor.

Kini Syasa menonton siaran sinetron favoritnya. Ponselnya bergetar, panggilan telepon dari Muthia, Syasa tersenyum dan mengangkat telepon tersebut.

"Ya kak?"

"Kakak ngak ganggu kamu kan?"

"Ngak kok."

"Gimana kabar kamu? Udah lama ya kakak ngak telepon. Maaf ya."

"Kabar Syasa baik kak. Kakak sendiri gimana? Ngakpapa kok, Syasa tau kakak lagi uwu-uwu'an sama suami kan?"

Syasa ikut tertawa mendengar tawa Muthia. Sambil menonton, Syasa tetap mendengarkan cerita Muthia. Perempuan itu semenjak menikah, tinggal di rumah mertuanya. Ada suka maupun dukanya. Muthia cerita semua ke Syasa.

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang