Bagian-54

3.3K 116 0
                                    

Yok dibaca
Yok divote
Yok dikomentari
Yok bisa yok💪

Berantakan. Baik pekerjaan maupun hubungan keluarga Bara. Laki-laki itu dipojokkan oleh keluarganya sendiri, bahkan Pani sampai jatuh sakit mengetahui bagaimana sikap Bara ke Syasa selama pernikahan.

Bara terancam di pecat karena dia tidak masuk kerja selama dua minggu berturut-turut. Laki-laki itu terus mencari Syasa. Menjumpai beberapa temannya langsung, menyewa teman untuk melacak media sosial Syasa.

Hanya Titan lah salah satu support system dalam hidup Bara saat ini. Laki-laki itu rela menemani Bara hingga malam hari mencari informasi tentang Syasa.

Saat ini mereka sedang menemui Teza di Bengkel. Sampai detik ini, baik Bara maupun keluarga belum jujur tentang Syasa ke keluarga Syasa. Veby sudah beberapa kali menghubungi Bara menanyakan kabar Syasa, namun Bara belum cukup berani berkata sejujurnya.

Bara dibonceng oleh Titan. Mereka baru saja sampai di tempat kerja Teza. Bara menemui salah satu pekerja dan menanyakan dimana Teza. Pekerja itupun memanggil Teza yang sedang di belakang.

Tezapun datang dengan senyum merekah di wajahnya.

"Ada apa bang?" Tanyanya.

Bara membalas senyum Teza dan merangkul pundak adik iparnya itu. "Ada simpen nomor Kak Muthia?"

"Kak Muthia kawan Kak Syasa yang di Yogyakarta,"

Bara mengangguk cepat. "Ya za, ada kan?"

Teza menggeleng lemah. "Ngak punya bang. Cuma Teza tau nama akun Instagram nya doang."

Bara menepuk pelan pundak Teza. "Apa nama akunnya za? Abang boleh minta?"

Teza mengangguk dan memberi tau nama akun Instagram Muthia. Teza yang bukan tipikal anak kepo seperti Veby tidak terlalu banyak tanya kenapa Bara menanyakan Muthia.

"Makasih ya za."

Teza mengangguk dan kembali bekerja karena bos telah memanggilnya. Bara dan Titanpun lekas pergi dari sana. Di sepanjang jalan, Bara terus berkotak-katik dengan ponselnya. Memfollow akun Instagram Muthia yang tidak di privat dan langsung mengirimkan DM.

@Bara
"Halo? Ini Kak Muthia teman Syasa kan?"
"Kak, ini aku Bara. Suami Syasa. Bara boleh minta tolong banget🙏 Bara mau nanya tentang Syasa😭"
"Kak, Bara mohon🙏 bantuin Bara buat ketemu Syasa. Kalau kakak tau, kasih tau Bara dimana Syasa sekarang. Bara mohon kak😭🙏"

••••••

Bara mondar-mandir di ruang tamu rumahnya. Entah udah gelas keberapa ia habiskan. Bara haus, tapi tidak selera makan. Badannya pun terlihat kurus karena tidak teratur makannya. Meja makan yang biasanya selalu terisi makanan. Kini hanya tertumpuk piring kosong. Keadaan rumahnya pun tidak terurus. Bara sama sekali tidak pikirkan rumahnya, ia pikirkan rumah tangganya saja.

"Sya?" Bara memandang bingkai foto pernikahan mereka. "Pulang ya sayang? Jangan pergi terlalu lama. Kamu ngak kasian sama aku? Liat..." Bara menunjukkan keadaan rumahnya kepada foto Syasa. "semuanya berantakan sya. Termasuk aku juga sya. Aku ngak bisa kerjain apa-apa selama kamu ngak ada disamping aku. Kamu tau? Kehancuran tersebar aku adalah saat kamu pergi saat ini sya.."

Air mata menetes di pipi Bara. "Liat nih, aku ngak tau udah sebanyak apa air mata aku menetes. Ayo sya, balik. Kalau kamu ada, pasti kamu ejek aku kalau aku cengeng kan?" Bara tertawa kecil. "Ngakpapa kamu ejek aku, kamu hina aku, kamu tampar aku, kamu hukum aku, ngakpapa sya. Asal kamu ada di dekat aku." Bara mencium wajah Syasa di bingkai foto. "
"maafin aku ya sya. Maaf..."

SYASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang