"Son, hari ini sibuk kagak? " tanya Fajri
Zweitson tak menanggapi pertanyaan Fajri karna dirinya asik mendengarkan lagu lewat headphonenya.
Arsya yang melihat Zweitson asik sendiri merasa kesal, dia pun menarik headphone Zweitson hingga terlepas dan rusak.
"Apaan sih lo, lihat kan headphone gua jadi rusak. " bentak Zweitson
"Lo kok marah, ini kan cuma headphone doang. " ucap Arsya
"Headphone doang lo bilang! Emang dasar gak punya hati lo! " ketus Zweitson melempar headphonenya lalu pergi meninggalkan Arsya
"Kenapa semarah itu Zweitson? " ucap Arsya bertanya tanya
"Sebenarnya headphone ini sangat berharga bagi Zweitson, karna ini merupakan hadiah ulang tahun dari nyokapnya. " ucap Fajri mengambil headphone Zweitson
"Sebelum nyokapnya meninggal, dia berpesan jika suatu saat Zweitson merindukan sosok nyokapnya dengarlah lagu dari headphone ini. "
Arsya merasa sangat bersalah, dia tak menyangka Zweitson sangat sayang kepada headphone tersebut. Diambilnya headphone Zweitson dari tangan Fajri lalu Arsya pergi meninggalkan Fajri.
"Lah kok gua ditinggal, begini amat nasib jomblo. " ucap Fajri
Arsya melihat headphone milik Zweitson dan berusaha untuk memperbaikinya. Dia berharap headphone tersebut masih dapat diperbaiki.
Sementara itu saat ini Zweitson memutuskan untuk menenangkan dirinya di sebuah tempat yang tak seorang pun tahu.
"Ma, Zweitson kangen sama mama. Sekarang kalau Zweitson rindu mama, Zweitson gak bisa lagi menghilangkan rasa rindu itu. " ucap Zweitson tanpa sadar mulai menangis
Terbayang sebuah kenangan indah Zweitson saat bersama dengan mamanya. Zweitson memanglah sangat dekat dengan mamanya.
Setelah merasa cukup tenang Zweitson pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Itu dia si Zweitson. " ucap Shandy
"Zweitson. "
"Son, jangan sedih lagi ya. "
"Kita tahu kok rasa sakitnya gimana?" ucap Fiki
"Maaf ya Son, gua terpaksa buat cerita. " ucap Fajri
"Gak apa apa kok, mungkin gua emang lagi kangen sama nyokap aja, tapi kalian gak usah khawatir ya. " ucap Zweitson berusaha untuk tersenyum
"Kita yakin lo pasti kuat."
"Makasih ya, gua bersyukur bisa memiliki kalian semua. " ucap Zweitson merangkul sahabatnya
"Kita juga bersyukur punya lo. "
Rasa haru tersebut seketika hilang karna kedatangan seorang pengganggu. Saat ini Zweitson sedang malas meladeni mereka semua.
"Wah ada apa nih kok nangis nangis gini. " ucap Fenly
"Lagi ada renungan ya. " ucap Farhan
"Katanya Laki, tapi kok nangis. " ucap Gilang
"Namanya juga manusia Lang, wajar aja nangis. " ucap Ricky
"Lo tuh sebenarnya ada dipihak siapa sih. " ucap Gilang
"Tau nih, kok malah belain mereka." ucap Farhan
"Guys sepertinya mereka sirik deh sama kita. " ucap Shandy
"Iya kayaknya, soalnya mereka kagak pernah pelukan kayak kita gini. " ucap Fiki

KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE [END]
Fiksi RemajaBagi Zweitson tidak ada yang namanya cinta apalagi cinta sejati. Baginya cinta hanyalah sebuah permainan dan buang buang waktu. Namun apa jadinya jika dia bertemu dengan Arsya seorang cewek yang sangat percaya dengan adanya cinta sejati.