Delapan Belas

202 37 2
                                    

"Tapi kenapa Fiki harus galau kayak gitu. " tanya Shandy

"Bagi kak Fiki kak Keysa adalah orang yang sama dengan sahabatnya, dia seperti melihat sahabatnya kembali." jawab Nadya

"Ya bagus dong kalau gitu, tapi kenapa dia malah ngejauhin Keysa. " ucap Shandy

"Setelah tau ternyata kak Keysa punya pacar kak Fiki gak mau kejadian yang sama terulang lagi, jadi menurut kak Fiki lebih baik dia menghindari semuanya." ucap Fiki

"Ternyata Fiki punya masa lalu yang kelam juga ya. " ucap Shandy

"Kayak lo gak punya aja Shan. "

Shandy terdiam setelah mendengar ucapan Nadya, tiba tiba dia teringat akan suatu kejadian yang tak ingin diingatnya kembali.

"Woi, kok malah bengong. Lo kenapa hobi banget bengong sih. " ucap Nadya

"Eh gak kok Nad, oh iya gua mau nanya lagi, tadi gua lihat Keysa keluar dari rumah lo bawa sepatu. Si Keysa tuh sales sepatu ya. " ucap Shandy

"Kenapa jadi sales sepatu sih Jamal, itu tuh sepatu tadinya mau gua buang karna disuruh kak Fiki terus kata kak Keysa buat dia aja, ya udah lah gua kasih daripada sayang dibuang begitu aja. " ucap Nadya

"Oh begitu, eh iya Nad gua nginap ya malam ini. " ucap Shandy

"Kebiasaan lo, emangnya lo gak pernah dicariin apa sama orang tua lo." ucap Nadya

"Udah ya jangan bawel, gua mau tidur dulu. " ucap Shandy

****

Keesokan harinya Arsya merasa khawatir karna Zweitson semalam selalu mengigau memanggil mamanya dan pagi ini tubuhnya sangatlah panas. Arsya membawa Zweitson kembali ke rumah sakit karna dia khawatir dengan kondisi Zweitson.


Karna panasnya yang begitu tinggi Zweitson harus melakukan rawat inap. Arsya memutuskan untuk tidak masuk kuliah dulu hari ini karna dia ingin menjaga Zweitson.

"Lo itu bisa gak sih gak bikin gua cemas terus. " ucap Arsya mengusap kepala Zweitson

"Ya ampun mba gemes banget sih ngelus ngelus kepala pacarnya. " ucap salah satu perawat di rumah sakit tersebut

"Dia bukan pacar saya Sus. " ucap Arsya

"Si mba kenapa malu malu atuh mengakuinya, gini gini saya pernah mudah loh. "

"Tapi emang benar Sus, dia bukan pacar saya. " ucap Arsya

"Masih malu malu aja mbanya, oh ya mba ini makanan buat pacarnya ya. Dibangunin dulu atuh pacarnya. "

"Nanti saya bangunin Sus. " ucap Arsya

"Jangan lupa loh. "

"Sus, saya anter keluar yuk. " ucap Arsya mengantarkan perawat tersebut keluar dari ruangan Zweitson lalu menutup rapat rapat pintu kamar Zweitson

"Ya ampun ada ada aja deh. " ucap Arsya

"Suster yang tadi lucu ya. "

"Zweitson, bikin kaget aja tau." ucap Arsya

"Kok bisa gua disini Sya. " tanya Zweitson

"Tadi pagi lo demam, gua panik dan langsung bawa lo ke rumah sakit. " ucap Arsya

"Maaf ya udah ngerepotin lo. " ucap Zweitson

"Yang penting sekarang lo sembuh dulu. " ucap Arsya

"Aduh Sya punggung gua gatal."

"Sini gua bantu garukin Son. "

Tanpa Arsya sadari perawat tersebut kembali masuk kedalam ruangan Zweitson untuk memberikan obat yang akan diminum oleh Zweitson.

TRUE LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang