Keesokan paginya Zweitson sarapan dimeja makan, Arsya yang baru selesai bersiap pergi begitu saja tanpa pamit kepada Zweitson.
"Masih marah aja tuh cewek. " ucap Zweitson
Arsya berjalan kedepan komplek untuk naik angkutan umum. Ingatannya tentang ucapan Zweitson terus bermunculan diotaknya. Tanpa sadar Arsya melamun sambil berjalan, alhasil tanpa sengaja dirinya menabrak tiang, Arsya memegangi dahinya yang terasa sakit.
"Ya ampun bisa bisanya gua nabrak nih tiang. " ucap Arsya
"Makannya neng jangan kebanyakan bengong. "
"Fajri? Kok lo bisa ada disini? " tanya Arsya
"Hhhmmm kenapa ya gua bisa disini." jawab Fajri
"Ji, ini masih pagi loh. Jangan bikin emosi dong. " ucap Arsya
"Hehehehe, maaf ya kalau bikin lo emosi. Gua tuh tadi lihat lo jalan sendirian, jadinya gua ikutin deh. "
"Oh gitu. "
"Coba sini gua lihat dulu dahi lo. "
"Wah ini sih harus dikompres dulu sebentar, kita cari warung dulu yuk." ucap Fajri"Di komplek kayak gini mana ada warung Ji. "
"Oh iya lupa, kalau gitu kita ke minimarket depan aja. "
"Ya udah deh. "
Fajri membeli sekaleng minuman dingin, sementara itu Arsya duduk menunggu diluar minimarket.
"Sorry ya lama. "
"Kayaknya tadi habis diserbu cewek cewek tuh. " ucap Arsya
"Lo cemburu ya. " ucap Fajri
"Hah? Gak kok. "
"Masa sih. " ucap Fajri mengambil sapu tangan miliknya didalam tas lalu dibalutkannya dengan minuman kaleng yang dibelinya
"Maaf ya Sya. " ucap Fajri mengompres memar Arsya
Zweitson yang melewati minimarket tersebut tanpa sengaja melihat Arsya dan Fajri dari dalam mobilnya, kemudian Zweitson kembali menjalankan mobilnya.
"Masih sakit gak? " tanya Fajri
"Udah gak kok, makasih ya Ji. " jawab Arsya
"Sama sama. "
Segerombolan cewek keluar dari minimarket tersebut dan kembali menghampiri Fajri, mereka melihat Fajri yang sedang mengompres memar Arsya dan tampak kesal.
"Apaan sih tuh cewek ganjen banget. "
"Tau tuh, sok sok an banget. "
"Palingan juga itu pura pura."
"Kita harus samperin."
Fajri memasukan kembali sarung tangannya kedalam tas lalu diberikannya minuman kaleng tersebut kepada Arsya.
"Buat lo, siapa tau kan haus. " ucap Fajri
"Wah tau aja gua haus. " ucap Arsya membuka kaleng minuman tersebut tapi tidak bisa
"Kenapa? Lo gak bisa bukanya ya. "
"Iya nih susah banget. "
"Ya udah sini gua bantu bukain. "
"Makasih Ji. "
"Hai, boleh kenalan gak? "
"Boleh, nama gua Fajri. "
"Boleh minta foto? "
"Tapi kan tadi didalam udah." ucap Fajri
"Kita mau minta lagi. "
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE [END]
Roman pour AdolescentsBagi Zweitson tidak ada yang namanya cinta apalagi cinta sejati. Baginya cinta hanyalah sebuah permainan dan buang buang waktu. Namun apa jadinya jika dia bertemu dengan Arsya seorang cewek yang sangat percaya dengan adanya cinta sejati.