Tiga Puluh Satu

183 40 4
                                    

"Son ayo kita berangkat. "

Zweitson berusaha menahan emosinya melihat sosok didepannya. Arsya menghampiri Zweitson untuk menenangkannya.

"Mau apa anda kesini? " tanya Zweitson berusaha menahan amarahnya

"Boleh kita ngobrol didalam? "

"Silahkan masuk om. " ucap Arsya

"Makasih ya. "

"Sya, kok lo biarin dia masuk. "

"Son, kita harus biarkan bokap lo ngomong. Udah yuk kita duduk. "

"Jadi mau apa anda kesini? " tanya Zweitson

"Papa mau minta maaf Zweitson. "

"Setelah semua yang sudah terjadi anda baru minta maaf kepada saya. "

"Papa tau bahwa papa bukanlah orang tua yang kamu harapkan, tapi percayalah bahwa papa sayang sama kamu. "

"Apakah sayang berarti melukai? "

"Papa salah sudah keras sama kamu, seharusnya papa tidak selalu menentangmu, papa hanya takut kamu menjadi sangat liar."

Satya menangis didepan Zweitson dan Arsya, pertama kalinya Zweitson melihat papanya menangis. Sakit terasa hati Zweitson melihat air mata yang keluar dari mata sang papa.

"Papa ingin memperbaiki semuanya, tolong berikan kesempatan untuk papa agar bisa menjadi papa terbaik untukmu. "

"Percuma pa, semuanya gak akan bisa membuat mama kembali. "

"Kamu kecewa dengan kehilangan mamamu? Apa kamu gak pernah bertanya bagaimana perasaan papa saat mamamu pergi. "

"Bukannya anda senang dengan kepergian mama, buktinya anda tak menangis dipemakaman mama. "

"Papa tidak menangis bukan berarti senang akan kepergian mamamu, andai kamu tau betapa hancur perasaan papa melihat tubuh mama terbujur kaku dan perlahan tertutupi oleh kain putih. "

"Papa berjanji kepada mamamu bahwa papa akan berusaha ikhlas dan tak menangis, papa sangat sayang dengan mamamu. Papa hanya menjalani permintaan mamamu untuk merawatmu dengan baik dan tak membiarkanmu menjadi jahat, tapi papa salah dalam mendidik kamu. Maafin papa Zweitson. "

Zweitson tak sanggup lagi, dipeluknya erat tubuh sang papa dan menangis menyesali semuanya. Dia tak pernah tau bagaimana perasaan papanya selama ini. 

"Maafin Zweitson pa, selama ini Zweitson gak pernah tau perasaan papa. " ucap Zweitson

"Kita mulai semuanya dari awal ya. "

"Iya pa. "

Arsya terharu melihat pemandangan didepannya, dirinya semakin merindukan keluarga kandungnya. Ingin secepatnya Arsya bertemu dengan keluarganya.

"Pa, kita sarapan bareng yuk. Papa pasti kangen kan sarapan bareng sama Zweitson. " ucap Zweitson

"Ayo nak, papa kangen dengan masakan kamu. "

"Zweitson masak dulu sebentar ya pa." ucap Zweitson berjalan menuju dapur

"Oh ya kita belum sempat kenalan. " ucap Satya

"Saya Arsya om. "

"Arsya, makasih ya karna kamu sudah membantu om. "

"Sama sama om, saya senang melihat Zweitson bahagia. "

"Oh ya kamu tinggal disini? "

"Iya om, maaf kalau lancang. "

"Tak apa, om sudah tau semuanya. Semoga kamu secepatnya bertemu dengan keluarga kandungmu ya. "

TRUE LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang